Masih Ada Orang Baik

0
271 views
Ilustrasi - Jalan panjang menjadi orang baik. (Ist)

Jumat, 12 Januari 2024

  • 1Sam. 8:4-7.10-22a.
  • Mzm. 89:16-17.18-19.
  • Mark 2:1-12.

SEBAGAI makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri. Hal itu berarti manusia saling membutuhkan satu sama lain. Manusia secara tidak langsung juga mempunyai hubungan timbal balik dengan manusia lainnya.

Membantu sesama sudah menjadi hal yang lumrah, bahkan seebuah keutamaan dalam setiap agama yang ada di muka bumi ini. Bukan semata-mata untuk menjalankan perintah agama saja, menolong sesama juga mengasah naluri kita sebagai makhluk sosial.

Tolong menolong tak hanya sebatas ucapan di bibir saja, tetapi perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap manusia wajib untuk menolong orang-orang terdekat di sekitar yang membutuhkan. Untuk memiliki sikap saling tolong menolong manusia memerlukan proses dan kepekaan.

“Suatu hari saya diminta mendoakan seorang bapak yang sedang sakit,” kata seorang teman. “Bapak tinggal sendirian, dan tidak ada lagi keluarga,” lanjutnya.

“Waktu saya mengunjungi bapak itu, saya lihat ada ketua lingkungan dan beberapa umat lingkungan,” ujarnya

“Kami bergilirian menjaga dan merawat bapak ini,” kata ketua lingkungan sambil memperlihatkan nama-nama anggota lingkungan yang dapat giliran.

“Bagus, semoga bapak lekas sembuh mendapatkan perhatian dan kasih sayang bapak ibu semuanya,” kataku

“Saya malah merepotkan dan menjadi beban bagi banyak orang,” kata bapak itu menyela.

“Kita ini bersaudara Pak, semua ihklas menemani dan merawat bapak,” sahut ketua lingkungan.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,” Ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring.”

Dalam kisah yag kita renungkan tampak jelas bagaimana kerjasama iman pribadi dan orang lain bisa saling mendukung bahkan menyelamatkan, memullihkan.

Keyakinan atau iman dari si lumpuh maupun dari keempat sahabatnya yang mempunyai keyakinan bahwa si lumpuh bisa memperoleh kesembuhan di tangan Tuhan.

Tekad dan keyakinan mereka besar, sehingga meski ada halangan mereka tetap berusaha mencari jalan dengan lewat atap rumah yang datar.

Yang menarik dalam peristiwa itu adalah Yesus tidak menegur mereka tetapi justru merespon keyakinan dan usaha mereka.

Yesus melihat iman mereka dan berkata: Hai anakKu dosamu sudah diampuni. Yesus tidak hanya melihat iman si lumpuh tetapi iman mereka, iman kelompok tersebutlah yang berperan dalam peristiwa penyembuhan orang lumpuh.

Bayangkan kalau hanya orang lumpuh saja yang beriman, maka teman-temannya tidak akan berusaha mencari jalan keluar. Keyakinan bersama menarik belas kasih dan kemurahan Tuhan.

Bagaimana dengan diriku?Apakah aku mendukung iman orang lain?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here