Memuliakan Allah dalam Diri Manusia

0
361 views
Jiwaku memuliakan Tuhan, by Linda Donlin

Selasa 16 Januari 2024.

  • 1Sam. 16:1-13;
  • Mzm. 89:20,21-22,27-28;
  • Mrk. 2:23-28.

HIDUP butuh usaha keras di setiap langkah. Tak cukup hanya dengan semangat dan usaha. Kita harus tahu apa yang sedang kita perjuangkan dalam hidup ini. Untuk mencapai segala tujuan yang kita inginkan, diperlukan suatu perjuangan yang tak kenal lelah dan tak kenal putus asa.

Banyak orang yang merasa lelah, kehilangan semangat juang, dan putus asa dalam menggapai impian mereka, karena terpaan masalah yang tak kunjung usai. Karena cibiran banyak orang yang belum paham dengan nilai yang kita perjuangkan.

Nilai utama sebagai pengikut Kristus yakni menyebarkan kasih yang sudah kita terima lebih dulu dari Tuhan Yesus, anak Bapa yang tunggal yang Bapa relakan untuk menggantikan kita dalam menebus dosa yang abadi.

Keyakinan ini akan mengarahkan kita untuk dapat berbuat baik karena kita sudah merasakan kasih-Nya terlebih dahulu.

“Saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan menerima perlakuan seperti ini,” kata seorang ibu. “Ada beberapa orang yang sengaja menyebarkan berita bohong hingga saya harus berselisih paham dengan saudaraku sendiri,” tuturnya.

“Meski kami berbeda pandangan dan keyakinan, namun kami saling menyayangi hingga ada berita yang tidak baik yang dihembuskan hingga saudara saya sangat marah,” ujarnya.

“Kemarahan saudara saya itu diikuti oleh keluarga yang lain yang tidak tahu menahu duduk persoalannya,” lanjutnya.

“Ketika suami saya sakit sampai meninggal tidak satu keluarga pun yang datang menyapa kami,” sambungnya.

“Saya sedih namun saya tidak ingin hancur, saya mau membuktikan bahwa semua pikiran dan dugaan mereka salah,” tegasnya.

“Saya punya nilai yang selama ini saya perjuangkan dan tidak ingin nilai itu rusak hanya karena disalahmengerti,” imbuhnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk Hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas Hari Sabat.”

Untuk menjadi orang yang baik dan benar kita perlu membangun harapan. Harapan membuat orang tetap beriman dan tidak putus asa. Untuk berharap kita membutuhkan iman yang kuat. Peganglah harapan sebagai penguat hidup kita.

Jangan berhenti mengharapkan yang baik, sebab pengharapan membutuhkan kesabaran juga. Biasanya orang yang hanya mengandalkan dirinya sendiri akan cepat stres dan kalut. Ini karena kemampuan manusiawi selalu terbatas.

Betapa bahagia jika kita mempunyai iman yang memampukan kita untuk terus melanjutkan hidup ini dengan sukacita.

Iman yang penuh harapan itulah yang Tuhan tunjukkan kepada kita dengan memberi kita keyakinan bahwa Dia datang ke dunia untuk kita manusia. Bahkan aturan sabat mestinya memuliakan Allah dalam diri manusia.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku menjadikan sesama manusia sebagai saudara dalam kehidupan ini?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here