- Bacaan 1: Yun 3:1-5. 10.
- Bacaan 2: 1Kor 7:29-31.
- Injil: Mrk 1:14-20.
AKHIR--akhir ini ramai penggunaan istilah “Sat Set dan Thas Thes” dalam dunia maya dan kehidupan keseharian. Dipopulerkan oleh salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden 2024. Istilah ini sebetulnya sudah lama ada, berasal dari bahasa keseharian, gaul atau “slang” orang Jawa.
“Sat Set” artinya gerak cepat, cepat, segera, lekas dan sigap.
Sedangkan “Thas Thes” artinya bertindak secara tepat (tidak melakukan kesalahan).
Misal, “Sat set dong, lama amat sih. Sudah terlambat nih.”
Hari ini Tuhan Yesus kembali menyadarkan setiap insan manusia bahwa waktunya telah tiba dan ga bisa lambat-lambat, harus “sat set”. Bahwa zaman akhir telah tiba, artinya setiap orang harus melakukan pertobatan.
Pada akhir zaman akan ada “Pengadilan Terakhir” bagi setiap manusia dan merupakan seleksi untuk mendapatkan kasih karunia hidup kekal.
“Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.”
Dalam melaksanakan karya misi-Nya Tuhan mengajak beberapa orang ikut terlibat, yaitu para rasul-Nya. Yesus memanggil empat rasul pertama-Nya. Mereka adalah:
Andreas, Simon Petrus, Yakobus dan Yohanes (anak-anak Zebedeus).
Keempatnya bertindak “sat set dan thas thes” segera meninggalkan kehidupan dunia nelayannya termasuk orang tuanya dan mengikut Tuhan Yesus.
Rasul Paulus mengajak orang-orang Korintus “sat set dan thas thes”, meninggalkan dunia lamanya termasuk perilaku seks bebas. Masuk dalam kehidupan baru sebagai seorang Kristen melalui pembaptisan. Sebab dunia yang dijalani akan segera berakhir:
“Waktunya telah singkat,…pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.”
Keputusan “sat set dan thas thes” juga diambil oleh orang-orang Niniwe.
Meski mereka tidak mengenal Allah namun oleh pemberitaan Nabi Yunus, mereka mau percaya dan menanggapi panggilan untuk bertobat.
Sehingga malapetaka yang dirancang Tuhan untuk ditimpakan kepada orang-orang di Niniwe yang berlaku jahat, tidak jadi dilakukan (Yun.3:10b).
“Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung.”
Mengenakan kain kabung adalah tanda penyesalan dan pertobatan.
Pesan hari ini
Apakah kamu juga “sat set dan thas thes” saat dipanggil Tuhan Yesus untuk bertobat? Sebab dunia ini akan segera berakhir, ditinggalkan menuju kehidupan kekal bersama-Nya.
“Tegas pada diri sendiri, buang pikiran negatif, dan lakukan yang terbaik. Kegelisahan hanya milik mereka yang putus asa.”
kok sekelas sesawi bisa memuat suatu renungan yg berbau politik, yg saya tau ajaran katolik adalah yg bersifat umum dan dpt diterima oleh masyarakat katolik di seluruh Indonesia, misalkan ada; org2 katolik era presiden-2 yg dulu PNS atau BUMN mereka msh setiap dgn partai kuning, krn mereka hidup pada kejayaan zaman tsb, Anak anak muda sekarang yg mendukung partai mawar dll.
disinilah letak ketidak “umum” annya, mari kita bangun satu iman , satu indonesia (bukan satu partai) 100% katolik – 100% Indonesia
terima kasih pak infonya. penulis bukan membuat renungan politik. Hanya memakai istilah tersebut sebagai padanan saja.