Arahkan Telunjuk ke Diri Sendiri

0
45 views
Ilustrasi - Gambar telunjuk menuju diri sendiri. (Pixbay)

SABDA Tuhan hari ini masih berbicara tentang puasa dan pertobatan. Nabi Yesaya menegaskan kembali hubungan antara puasa dan sikap seseorang terhadap sesamanya.

Apabila orang memperhatikan sesamanya yang menderita dan tidak menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah, maka terangnya akan terbit dalam gelap (Yesaya 58:9b-10). Tuhan menghendaki orang membenahi diri sehingga dapat melihat sesamanya secara positif.

Itulah pula yang Yesus katakan kepada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Mereka mempertanyakan sikap Yesus yang makan dan minum bersama pemungut cukai dan orang-orang berdosa (Lukas 5:30).

Jawaban Yesus jelas, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat” (Lukas 31-32). Dari sini kita belajar dua hal.

Pertama, Yesus datang untuk memanggil orang berdosa supaya bertobat. Misinya itu mendapat tanggapan positif dari Lewi. Begitu Yesus memanggilnya, dia langsung meninggalkan semuanya dan mengikuti Yesus (Lukas 5:27-28). Ini mengingatkan kita akan panggilan murid-murid pertama (Markus 1:16-20).

Kedua, pertobatan itu mulai dengan melihat diri sendiri sebagai pendosa dan menyambut panggilan Tuhan. Bukan dengan menunjuk-nunjuk orang lain dengan jari seperti yang orang Farisi dan ahli Taurat lakukan terhadap Lewi dan teman-temannya.

Ketika secara jujur dan rendah hati orang mengarahkan telunjuk pada diri sendiri, dia akan melihat betapa berdosa dirinya. Dia telah tersesat dari jalan Tuhan. Hendaknya ia berdoa, “Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya Tuhan, supaya aku hidup.”

Yang peka terhadap dosanya sendiri menemukan betapa dia membutuhkan belas kasih Tuhan. Mereka tidak perlu menunjuk kesalahan orang, tetapi lebih dulu mesti mengarahkan telunjuk kepada dirinya sendiri.

Sabtu, 17 Februari 2024
Albherwanta O.Carm

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here