Rumah Kita

0
62 views
Rumah Kita, God Bless

Bacaan 1: Mi. 7:14-15,18-20

Injil: Luk.15:1-3.11-32

“Rumah Kita” adalah sebuah lagu fenomenal yang pernah dipopulerkan oleh Ahmad Albar, God Bless.

Haruskah kita beranjak ke kota, yang penuh dengan tanya?

Lebih baik di sini rumah kita sendiri. Segala nikmat dan anugerah Yang Kuasa, semuanya ada di sini rumah kita.

Demikian bagian “refferen” lagu tersebut.

Membaca perikop injil hari ini, bayangan saya langsung melayang pada lagu “Rumah Kita” tersebut. Si anak bungsu setelah meminta bagian warisannya (padahal ayahnya belum meninggal) langsung menjual semuanya dan pergi ke negeri yang jauh.

Mungkin negeri itu memang enak ditinggali sebab ia bisa berfoya-foya menghabiskan hartanya. Namun semuanya semu, ia kehilangan semuanya dan menjadi melarat. Bahkan untuk makan saja dari makanan binatang haram, yaitu Babi tak seorang pun mau memberikannya.

Sebuah gambaran keterpurukan yang teramat sangat dalam.

Dalam keterpurukan ia mengingat betapa di rumah bapanya semua serba berlimpah. Ia menyesali telah meninggalkan rumah yang sangat menyenangkan itu dan memberanikan diri untuk pulang meski bukan lagi sebagai anak namun pegawai upahan.

Ternyata sambutan ayahnya diluar dugaan, ia telah dianggap mati namun hidup lagi.

“Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”

Demikian bujuknya pada si sulung yang merasa tak diperhatikan selama ini.

Kasih seorang ayah pada anak tidak terbatas, sebuah perumpamaan yang merupakan gambaran Allah yang penuh kasih dan memberikannya tanpa syarat apapun.

Gambaran Allah yang telah dinubuatkan oleh Nabi Mikha,

“Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan *berkenan kepada kasih setia?”

Nabi berharap Allah tetap setia kepada “Bangsa Pilihan-Nya yang sering mbalelo”. Nabi menggunakan “domba dan kambing” sebagai binatang piaraan-Nya untuk menggambarkan Bangsa Israel. Agar gembalaannya itu bisa kembali hidup nyaman, berlimpah rumput dan aman dalam lindungan-Nya.

Pesan hari ini

Allah telah menyediakan semuanya secara berlimpah dalam kasih karunia hidup kekal, jadi “jangan pindah rumah” ke kampung yang tidak pasti.

Bapamu memiliki kasih yang tidak terbatas.

“Memiliki tempat untuk pergi adalah rumah. Memiliki seseorang untuk dicintai adalah keluarga. Memiliki keduanya adalah berkah.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here