HARI ini, kita membaca dua bacaan (Ulangan 4:1.5-9 dan Matius 5:17-19) yang seakan-akan pararel. Masing-masing memiliki tiga bagian yang tampak sejajar. Apa itu?
Pertama, Musa mengajak orang Israel mendengarkan ketetapan dan peraturan Tuhan (Ulangan 4:1). Dalam Injil, Yesus menegaskan bahwa Dia datang untuk menggenapi ketetapan dan peraturan itu; bukan meniadakannya (Matius 5:17).
Kedua, yang melaksanakan hukum Tuhan akan masuk ke Tanah Terjanji (Ulangan 4:5) dan menjadi bangsa bijaksana (Ulangan 4:6). Yesus mengajarkan bahwa seluruh hukum itu mesti dilaksanakan (Matius 5:18).
Ketiga, bangsa Israel mesti mengingat hukum Tuhan dan mengajarkannya turun-temurun (Ulangan 4:9). Yesus menegaskan bahwa mereka yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Tuhan akan menduduki tempat yang tinggi dalam Kerajaan Surga (Matius 5:19).
Perjanjian Baru memenuhi Perjanjian Lama; Perjanjian Baru tersembunyi dalam Perjanjian Lama. Demikian kata Santo Agustinus ketika meringkas dua bacaan hari ini.
Kitab Taurat dan para nabi menguraikan Perjanjian Lama. Tuhan Yesus mewujudkan keduanya dalam diri-Nya. Dialah hukum tertinggi dan nabi sempurna. Dia meringkas 613 hukum dan peraturan Israel ke dalam satu hukum utama, yakni kasih.
Kasih kepada Allah dan sesama tampak nyata dalam diri Yesus. Dialah yang telah melaksanakan perintah Tuhan secara sempurna. Mereka yang menyatukan diri dengan Dia memperoleh kemampuan untuk melaksanakan kehendak Tuhan.
Orang dapat menemukan hukum dan peraturan Tuhan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Keduanya menjadi sempurna dalam Yesus, Sang Kasih sejati. Mereka yang telah sempurna dalam hukum kasih, bebas melakukan apa saja. Santo Agustinus menulis,”Kasihilah, dan lakukan apa pun yang kamu suka.”
Rabu, 6 Maret 2024
Albherwanta O.Carm