ORANG Muda Katolik Kevikepan Surakarta bergiat dalam persekutuan doa. Mereka bergabung untuk menyediakan waktu bertemu dengan sahabat-sahabat muda lainnya dalam kelompok Persekutuan Doa Pembaharuan Karismatik Katholik (PD PKK) OMK. Kelompok ini mengambil nama PD PKK OMK Raphael;terbentuk 29 September 2022.
Pendamping kelompok ini BPK PKK Kevikepan Surakarta Bidang Kepemudaan. Orang-orang muda ini punya kegiatan rutin joging atau olahraga bersama tiap hari Sabtu, nonbar movie night Minggu pertama, Kelompok Sel (Komsel) setiap Minggu kedua dan ketiga. Mengadakan kegiatan persekutuan doa pada Minggu keempat.
Anggota PD PKK OMK beranggotakan 30 orang lebih; terdiri dari para OMK Kevikepan Surakarta.
Teman seperjalanan
“Nama Raphael dipilih karena memiliki harapan agar komunitas ini dapat menjadi rumah yang hangat dan nyaman untuk OMK yang mau bertumbuh dan berbuah dalam Kristus tujuan hidup kami.
Kami dapat menjadi teman seperjalanan bagi setiap anggota dan juga teman baru yang akan hadir. Harapannya kami bisa hadir di tengah keluarga, lingkungan, Gereja, sekolah, tempat kerja dengan suka cita, dan membagikan suka cita itu,” kata Ririn, pengurus PD PKK OMK Raphael, kepada Sesawi.Net
Membuat perbedaan
Hari Senin, 26 Februari 2024 di Gereja Santo Paulus Paroki Kleco Solo, PD PKK Raphael menggelar Temu OMK dengan tema: “Maaf, Ya”. Pewarta kegiatan ini adalah Diakon Yohanes Febri Bagas Pamungkas MSF dari Paroki Kleco. Sebanyak 52 orang muda hadir ikut dalam acara ini.
Memaafkan diri sendiri
Kami memilih tema “Maaf, Ya” karena bertepatan dengan Masa Prapaskah. Selain itu, refleksi diri kami sebagai orang muda yang sedang memasuki cara hidup baru dan sering merasa memiliki cara berpikir dan bertindak sendiri, ego dan gengsi yang tinggi. Sering berbuat sesuka hati dan melukai orang sekitar dengan sengaja atau tidak sengaja, sehingga tanpa sadar sudah berjalan terlalu jauh berbalik dari Kasih Allah.
Sampai sulit memaafkan orang lain yang menyakiti kita; apa lagi memaafkan diri sendiri. Sungguh, sering kali tidak mampu dan tidak mau. Kata Ririn menguraikan latar belakang adanya pertemuan dengan tema “Maaf, Ya.”
“Melalui syering refleksi Diakon Bagas, kami memahami bahwa kami makhluk tidak sempurna, tetapi dipandang sempurna di mata-Nya dan selalu dikasihi. Melakukan dosa, iya. Dikatakan sudah melakukan dosa ketika melewati tahapan tahu, mau dan sadar.
Tapi apakah harus terus hidup dalam dosa? Tidak. Pertobatan menjadi jalan kita kembali berbalik arah menuju Tuhan. Keberanian untuk memaafkan orang lain dan diri sendiri, lalu sabar menjalani proses untuk berubah dan berbuah baik, pada akhirnya akan membawa kita kembali pulang,” urai Ririn kepada Sesawi.Net.
“Saat sebelum acara berlangsung hujan lebat turun disertai badai. Tapi puji Tuhan, Tuhan mengizinkan hujan berhenti tepat beberapa menit sebelum acara dimulai sehingga para anggota dan umat boleh hadir ke Aula Berthier tanpa kendala berarti,” kata Ririn.
Tanggapan peserta temu OMK
Victoria siswi kelas XII dari SMK Kanisius Solo ikut acara ini. Ia memberi tanggapan.
“Maaf ya adalah sebuah kata yang sangat sulit dikatakan, apalagi bagi kita kaum muda yang memiliki gengsi yang tinggi. Inginnya menang sendiri dan menganggap dirinya lebih. Apalagi jika merasa orang lain yang salah.
Namun, haruskah kita selalu memiliki pemikiran yang seperti itu? Pemikiran bahwa orang lainlah yang salah dan merekalah yang seharusnya meminta maaf kepada kita? Tanpa kita sadari dibalik itu kita memiliki kesalahan yang lebih dari mereka,” ungkap Victoria.
“Kesabaran, kerendahan hati, dan hati yang lapang adalah kunci bagi kita untuk memaknai kata maaf agar tidak bersikap egois,” tandas Victoria.