KEMARIN Yesus menyembuhkan orang lumpuh di dekat kolam Betesda (Yohanes 5:8). Itu memicu protes dari orang-orang Yahudi, karena Yesus melakukannya pada hari Sabat (Yohanes 5:16).
Hari ini, Yesus menjawab keberatan mereka. “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang” (Yohanes 5:17). Karena perkataan itu, orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh Yesus (Yohanes 5:18). Namun, Yesus justru menjelaskan jawaban-Nya.
Pertama, sebagai Anak, Dia melakukan pekerjaan itu tidak dari Diri-Nya sendiri, tetapi mengerjakan yang Bapa-Nya kerjakan (Yohanes 5:19). Bahkan, Bapa-Nya akan menunjukkan pekerjaan yang lebih besar lagi (Yohanes 5:20).
Kedua, Yesus membangkitkan orang mati dan menghidupkan seperti yang Bapa-Nya lakukan (Yohanes 5:21). Dia akan membangkitkan siapa saja yang dikehendaki-Nya. Betapa besar kuasa-Nya!
Ketiga, Bapa telah menyerahkan kuasa menghakimi kepada Anak (Yohanes 5:22). Dia akan datang kembali untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati, demikian bunyi Syahadat Iman kita.
Namun, Yesus menggunakan kuasa itu secara bijaksana; bukan sesuka hati. Pertama, karena tidak dapat berbuat apa-apa dari Diri-Nya sendiri. Kedua, Dia menghakimi sesuai dengan apa yang Dia dengar dari Bapa-Nya. Jadi, penghakiman-Nya adil (Yohanes 5:30).
Tuhan Yesus membeberkan jawaban itu di depan orang-orang Yahudi yang hendak membunuh-Nya. Dia menggunakan ancaman itu sebagai kesempatan untuk mewahyukan identitas Diri dan misi-Nya. Dia tidak takut kepada manusia, karena melakukan kehendak Tuhan.
Sabda Tuhan hari ini menegaskan bahwa hari Sabat bukan hari untuk berhenti kerja. Orang boleh bekerja seperti Allah bekerja. Itu tidak berarti bahwa pada hari Minggu orang tetap bekerja, lalu tidak ke gereja. Orang boleh bekerja seperti Allah bekerja. Dalam pekerjaannya, manusia mesti melakukan kehendak Allah. Yang terakhir ini amat penting!
Rabu, 13 Maret 2024
Albherwanta, O.Carm.