Memperbarui Perjanjian Kasih Tuhan

0
127 views
Ilustrasi: Nabi Musa menerima hukum 10 Perintah Allah di Puncak Gunung Sinai (Gn. Horeb) di Mesir. (ist)

SABDA Tuhan hari ini (Yeremia 31:31-34; Ibrani 5:7-9; Yohanes 12:20-33) berbicara tentang perjanjian antara Tuhan dan manusia. Perjanjian itu telah bangsa Israel ingkari (Yeremia 31:32). Tuhan membaruinya, karena Dia mencintai manusia.

Tuhan menanamkan perjanjian baru dalam hati manusia yang mampu memahami dan merasakan kasih Tuhan itu. Jadi, orang tidak perlu mengajarkannya kepada sesama, karena setiap orang akan mengenal Tuhan (Yeremia 31:34).

Yang Tuhan tuntut dari manusia adalah sikap taat. Tuhan Yesus menunjukkan hal itu dalam hidup-Nya. “Akan tetapi sekalipun Anak, Kristus telah belajar menjadi taat; ini ternyata dari yang diderita-Nya” (Ibrani 5:8). Apa buah ketaatan itu? Dia menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya (Ibrani 5:9).

Dalam Injilnya, Yohanes mewartakan bagaimana Yesus mewujudkan ketaatan-Nya itu lewat kemuliaan-Nya di salib (Yohanes 12:23).

Pertama, menjadi biji gandum yang jatuh ke tanah dan mati, lalu menghasilkan banyak buah (Yohanes 12:24). Yesus mengundang para pengikut-Nya untuk mati terhadap dirinya demi kasih dan pelayanan kepada Tuhan dan sesama.

Kedua, membenci nyawa-Nya di dunia untuk memperoleh kemuliaan kekal di surga. “Siapa saja yang membenci nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal” (Yohanes 12:25). Membenci di sini berarti memberikan. Yesus memberikan hidup-Nya demi keselamatan umat manusia. Mereka yang menyerahkan nyawa untuk Kristus akan memperoleh hidup kekal.

Ketiga, menjadi pelayan Tuhan dan sesama. Yesus datang untuk melayani (Matius 20:28) dan melaksanakan kehendak Bapa-Nya. Para pengikut Yesus mesti selalu melayani Yesus. “Siapa saja yang melayani Aku, ia harus mengikuti Aku, di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku berada” (Yohanes 12:26). Di mana Yesus berada? Di antara mereka yang membutuhkan kasih (Matius 25:31-46).

Yesus berbicara tentang saat-Nya yang sudah tiba (Yohanes 12:27). Maksudnya, saat Diri-Nya dimuliakan di kayu salib. Itulah saat Dia menghakimi dunia dengan kasih dan melemparkan keluar semua kemuliaan dunia (Yohanes 12:31).

Dengan cara itu, Yesus memperbarui perjanjian kasih Tuhan dengan manusia. Semua pengikut Yesus diajak untuk mengambil bagian dalam pembaruan itu. Mereka yang melakukannya boleh mengambil bagian dalam kemuliaan-Nya.

Apakah kita siap sedia melakukannya?

Minggu, 17 Maret 2024
Albherwanta O.Carm

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here