INI kisah saat-saat situasi kritis, Tuhan Yesus menolongku. Hanya sempat menyebut nama-Nya, dan akhirnya aku selamat. Benar. Sungguh diselamatkan dari kecelakaan fatal.
Suatu ketika saat masih dinas, saya tiap akhir pekan pulang ke Semarang; mengendarai mobil seorang diri. Perjalanan dari Cilacap ke Semarang kurang lebih butuh waktu lima jam. Dengan istirahat sebentar di perjalanan.
Ini kisah kejadian tahun 1988.
Banting stir ke kanan, terhindar dari bencana masuk sungai
Karena sudah rindu keluarga dan masih darah muda, setir mobil sedan buatan Jepang terasa nyaman dikendarai dengan kencang. Di tikungan dekat sebuah jembatan di Salaman, Magelang, saya menyalib bus yang berjalan lambat karena menanjak.
Tak terbayangkan dari depan ada truk melaju dari arah berlawanan. Secepat kilat, reflek tangan banting stir ke kanan; injak rem pas di halaman depan warung pinggir jembatan.
Seolah Tuhan menuntun tanganku menggerakkan stir ke kanan. Saya hanya sempat nyebut “Yesus”.
Di dasboard saja ada emblem magnetik Santo Kristophorus. Kalau laju mobil tidak berhasil berhenti, tentu saja saya sudah akan terjun bebas masuk sungai.
Selamatlah saya dari kemungkinan mengalami crash dengan truk. Nyatalah Tuhan Yesus menolong saya pada saat waktu kritis. Ini betul betul iman yang menyelamatkan. (Berlanjut)
Baca juga: Pertolongan Tuhan tak terduga: Mesin mobil mati, nyaris terlindas KA (1)