PULAU Buru di wilayah Maluku Tengah adalah tempat pertama yang saya kunjungi, setelah diumumkan menjadi Uskup Diosis Amboina tanggal 8 Desember 2021.
Maka inilah cerita tentang Pulau Buru. Medannya yang berat dan masyarakatnya yang polos selalu mengingatkanku akan cinta pertamaku kepada mereka.
Kisah Romo Paroki di bawah ini sungguh membuatku bertanya. Masihkah aku tetap memperlakukan mereka sebagai cinta pertamaku? Dan jawabanku tetap sama: Pulau Buru adalah cinta pertamaku sebagai uskup.
Salam kasih dariku untukmu di Pulau Buru dari Mgr. Inno Ngutra
Kisah Romo Andre Buarlele MSC
Aku menyertai engkau sampai akhir zaman.
Akhir-akhir ini, di Dataran Waeapo selalu terjadi hujan. Kadang disertai dengan angin. Kali ini, saya melakukan perjalanan ke Stasi Wambasalahin. Walau sudah biasa lewat jalan licin dan berlumpur, saya tetap hati-hati.
Dalam perjalanan, persneling motor Honda MegaPro tidak berfungsi lagi. Untung saja sudah sampai di Desa Debu. Saya tetap tenang dan kemudian menghubungi beberapa orang.
Menariknya, ada dua bapa yang segera datang membantu. Saya begitu tertolong dengan kehadiran mereka. Mereka sangat berbaik hati dan membantu saya. Digantikan persneling motor saya dengan motor milik tetangganya.
Akhirnya, persneling motorku bisa kembali berfungsi dengan baik.
Sekarang sudah gelap. Dengan jalan yang sangat licin berlumpur; dengan naik-turun tanjakan dengan ekstra hati-hati.
Demi cinta dan misi, maka saya terus melanjutkan perjalanan dan dapat merayakan Ekaristi Hari Raya Tritunggal Mahakudus dengan umat Wambasalahin yang telah menunggu pastornya.
Saya selalu yakin dengan kata-kata Tuhan in: “Aku menyertai engkau sampai akhir zaman.”
Wambasalalhin, 26 Mei 2024