Sahabat pelita hati
SALAM seroja, sehat rohani dan jasmani. Berkah Dalem.
Orang-orang Saduki adalah orang yang tidak percaya akan kebangkitan atau hidup setelah kematian. Pola pikirnya amat praktis, jika ada kebangkitan bagaimana nasib orang yang pernah menikah hingga tujuh (7) kali? Siapa yang menjadi istri sah jika ada kebangkitan setelah kematian? Terhadap pertanyaan ini, Tuhan bereaksi keras bahkan bahkan menyebut mereka sebagai orang sesat atau setidaknya sesat dalam berpikir. Mengapa Yesus bersikap sekeras itu?
Orang Saduki adalah keturunan imam Zadok yang sudah seharusnya mengerti isi Kitab Suci sebagaimana yang tersurat dalam Taurat Musa. Yahwe sebagai Allah Abraham, Ishak dan Yakub dan Dia adalah Allah orang hidup bukan orang mati.
Sahabat terkasih,
Saya kutipkan nasehat bijak dari seorang imam seniro yang sudah “swargi” alias telah dipanggil Tuhan. “Wong kang wis seda iku sejatine luwih sugeng tinimbang sing isih urip” (orang yang sudah mati itu sejatinya lebih hidup dari pada yang masih hidup di dunia ini.)
Kata-kata ini menegaskan bahwa orang yang sudah meninggalkan dunia fana ini dibebaskan dari keterbatasannya sebagai manusia dan lepas dari perbuatan dosa lagi. Ini berarti kematian adalah satu-satunya pintu gerbang menuju kehidupan abadi.
Kematian memang menghancurkan raga manusia tetapi sekaligus menjadi awal dari hidup abadi atau kekal. Bukankah tujuan akhir dari peziarahan manusia adalah mengalami hidup kekal? Tuhan telah memberikan jaminannya, tentu bagi yang setia dan percaya. Berkah Dalem.
Tidak buka alias tutup,
tidak hidup alias mati.
Ia adalah Allah orang hidup,
bukan Allah orang mati.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Tob. 3:1-11a,16-17a;
Mrk. 12:18-27
Datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: “Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Lalu yang kedua juga mengawini dia dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Demikian juga dengan yang ketiga. Dan begitulah seterusnya, ketujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itu pun mati. Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia.” Jawab Yesus kepada mereka: “Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat!” (Mrk 12:18-27)