Puncta 08 Juni 2024
PW. Hati Tak bernoda St. Perawan Maria
Lukas 2: 41-51
TEKNOLOGI informasi sekarang ini sangat maju pesat. Ada banyak aplikasi dibuat untuk mengungkapkan segala hal di media sosial. Entah hal itu benar atau salah tidak penting. Yang penting bisa disebarkan lebih cepat dan bisa membikin heboh.
Kadang supaya bisa menjadi berita heboh, orang membuat tindakan yang tidak senonoh. Supaya tetap dianggap hebat, orang melakukan tindakan maksiat. Supaya tetap punya panggung, tidak sedikit orang menggunakan “aji mumpung.” Karena ingin selalu dipuji, malah melakukan tindakan yang merendahkan harga diri.
Media sosial menjadi panggung untuk menyebarkan berita bohong, menjelek-jelekkan orang, mencari sensasi, atau untuk mengejar eksistensi diri.
Tidak mengherankan jika banyak perselisihan, pertengkaran, ujaran kebencian merebak dimana-mana. Bahkan perang bisa terjadi hanya karena berita-berita bohong yang disebarkan di medsos.
Pada peringatan Hati St. Perawan Maria yang tak bernoda ini, kita bisa merenungkan satu spirit dari Bunda Maria, yakni semangat “menyimpan segala perkara di dalam hati.”
Ketika Yesus yang masih kecil hilang tersesat di Bait Allah, Maria dan Yusuf bingung mencari kemana-mana. Tiga hari perjalanan mereka baru menemukan Yesus sedang berbicara dengan para alim ulama.
Perasaan mereka sangat kalut dan susah. Maria berkata, “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau?”
Yesus menjawab dengan tenang dan santai, “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?”
Mereka tidak memahami perkataan Yesus itu. Ibu-Nya, Maria menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Segala kecemasan, ketakutan, ketidak-mengertian dan kegundahan Maria tersimpan di dalam hatinya.
Dua kali hal itu terjadi. Yang pertama ketika Yesus lahir di kandang, para gembala datang menyembah-Nya dan berbicara tentang segala hal yang diberitakan malaikat. Namun Maria hanya menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya.
Maria bukan tipe wanita yang suka mengumbar segala berita, walaupun berita itu benar sekalipun. Ia tidak suka membicarakan hal-hal kepada khalayak ramai.
Sering terjadi kita mudah menceritakan kejelekan orang lain atau menyombongkan kehebatan diri sendiri.
Menyimpan segala perkara di dalam hatinya sudah menjadi way of life dari Perawan Maria. Inilah tanda kerendahan hati, ketulusan dan keikhlasan seorang Maria.
Maria hanya percaya kepada Tuhan. Maka segalanya dicurahkan hanya kepada kehendak Tuhan. “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut sabda-Mu.”
Apakah kita mampu mengendalikan diri untuk tidak menyebarkan berita-berita bohong, hoax dan ujaran-ujaran kebencian? Diperlukan sikap kerendahan hati dan “lega rila” untuk bisa menyimpan segala perkara.
Banyak lebah bikin madu di sarang,
Untuk memanen harus naik pohon tinggi.
Lebih mudah melihat keburukan orang,
Daripada melihat kejelekan diri sendiri.
Cawas, mari melihat kebaikan orang
Rm. A. Joko Purwanto, Pr