USAI rampung digelar lokakarya sehari bertema “Dari Peristiwa Jadi Berita”, ada empat peserta maju ke depan. Masing-masing memberi kesan spontan terhadap Program Jendela Hati besutan Yayasan Karsa Cipta Asa (YKCA) melalui lokakarya tersebut.
Progam lokakarya dengan titel “Dari Peristiwa Jadi Berita” itu sendiri sudah rampung dan sukses digelar di Kampus Semanggi Unika Atma Jaya, Sabtu 25 Mei 2024. Dengan para peserta para suster lintas tarekat religius dan lintas usia serta juga lintas profesi. Seorang imam ikut datang mengikuti lokakarya ini. Yakni, Romo Ignatius Sudaryanto CICM.
Aneka testimoni
Sr. Aurelia SND dari Biara Susteran Soeurs de Notre Dame (SND) Puri Indah, Jakarta Barat, mengatakan, dalam berkegiatan menulis itu butuh kehendak sangat kuat. Untuk bisa memulai “bergerak” antara lain harus dilakukan dengan mengalahkan rasa “malas” atau suka “menunda-nunda” waktu ingin memulai tersebut.
“Mulai sekarang, saya ingin memulai saja,” kurang lebih demikian inti kesan dan pesan Sr. Aurleia SND di depan audiens peserta lainnya.
Sr. Paulina SND, koleganya dari Puri Indah, juga mengamini hal sama. Dengan ragam rumusan yang berbeda, ia mengatakan demikian. “Untuk mampu menciptakan sesuatu yang sifatnya kreatif -apakah itu tulisan atau konten berita- maka yang dibutuhkan adalah kemauan kuat untuk mewujudnyatakan gagasan tersebut,” ungkap Sr. Paulina SND.
Hal sangat menarik juga disitir oleh Angela Fergie Agave. Pemudi asal Depok yang ingin menjadi suster biarawati Ursulin ini sangat berapi-api menyampaikan pesan dan kesannya usai mengikuti gelaran lokakarya.
“Pelatihan menulis dan membuat konten kreatif ini sungguh telah memotivasi saya untuk berangkat: mulai melangkah maju,” papar calon suster OSU yang hari-hari tinggal di Susteran Ursulin “Sancta Ursula” di Jl. Pos 2, Jakarta Pusat.
Febri Achmonika Amanda Pasaribu adalah seorang pemudi yang berminat ingin menjadi seorang suster biarawati Kongregasi Suster-suster Fransiskan Misionaris Maria (FMM). “Ia datang dari Komunitas FMM di Slipi, Jakarta Barat,” ungkap Sr. Ona Kerans FMM – kini pemimpin komunitas Kongregasi FMM Bogor; juga mantan Provinsial FMM dan misionaris di Meksiko.
Menurut Monika -demikian pemudi Aspiran FMM ini- lokakarya besutan Yayasan Karsa Cipta Asa (YKCA) dengan programnya Jendela Hati itu sangat bagus. “Acara ini sangat bagus dan bermanfaat untuk para suster biarawati,” papar Monika Pasaribu.
Writing coaching untuk memantik motivasi
Jauh sebelum lokakarya YKCA itu digelar 25 Mei lalu, sejumlah penulis baru yang kini aktif merilis informasi berita juga mengalami hal sama. Motivasi dan kehendak kuat untuk mengawali “sesuatu” yang baru di bidang tulis-menulis itu amat esensial dan penting.
Ini misalnya dialami oleh Sr. Maria Seba SFIC, suster yunior dari Kongregasi Suster-suster Fransiskan Kongregasi Suster Fransiskus dari Perkandungan Tak Bernoda Bunda Suci Allah (SFIC) yang kini berkarya di Pahoman, Kalbar.
“Awalnya karya tulisan saya sungguh ‘amburadul’. Namun, karena dipantik motivasi oleh coaching mentor Pak Mathias Hariyadi, saya bisa berkembang maju dalam kapasitas diri di bidang fotografi dan tulis-menulis seperti sekarang ini,” papar Sr. Maria Seba SFIC dari Pahoman.
Hal sama juga diungkapkan oleh Laurensius Suryono dari Malang, Jatim. Pertemuannya dengan penulis terjadi di Biara Suster-suster Karmelites di Batu beberapa tahun silam.
Itu membuahkan pemantik motivasi besar di dalam dirinya: ingin menulis dan menulis. Yakni, ingin memberitakan segala peristiwa yang terjadi di wilayah pastoral Keuskupan Malang dan secara istimewa semua kegiatan yang dia dengar dan lihat di Paroki Katedral Malang.
“Saya merasa bersyukur bahwa mendapat kesempatan dan ruang praktik menulis di Sesawi.Net,” papar Laurensius Suryono di video pendek berisi testimonial. (Berlanjut)