RUANG Perpustakaan Seminari Tinggi Interdiosesan Giovani XXIII Malang menjadi saksi bisu atas terlaksananya sebuah acara. Yaitu mistagogi, sebuah pembinaan lanjutan setelah penerimaan Komuni Pertama.
“Mistagogi adalah pembinaan setelah penerimaan Komuni Pertama. Secara nyata anak-anak diajak menyadari bagaimana ekaristi sungguh berperan dalam kehidupannya sebagai sumber hidup rohani mereka.” demikian Ketua Seksi Katekisasi Inisiasi Paroki Katedraal Malang Bu Maria Endang.
“Komuni Pertama untuk 33 anak telah dilaksanakan di Gereja Katedral Malang pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, Minggu 2 Juni 2024; dengan mengambil waktu khusus pukul 10.00 WIB,” demikian imbuhnya.
Sedang acara mistagogi dilaksanakan satu pekan sesudahnya; hari Minggu 9 Juni 2024. Acara dibagi dalam dua sesi.
Dua sesi
Sesi pertama berupa pengenalan seminari secara umum. Para frater menceritakan pengalamannya hidup di seminari kepada anak-anak. Tidak hanya berdoa, tetapi juga belajar, bekerja, dan berolahraga; sekali-sekali kerja bakti di sekitar halaman seminari. Suka duka hidup di seminari juga sempat disinggung.
Namun karena mengambil tempat di Seminari Tinggi Interdiosesan, maka mau tidak mau juga menyinggung tentang apa itu seminari tinggi; siapa yang ada di seminari tinggi; berapa lama belajar; dan sebagainya.
Mereka yang sedang mendampingi anak-anak di Ruang Perpustakaan ada tiga frater, dan dua lainnya sedang mempersiapkan misa di Kapel Seminari. Mereka adalah Frater Rohit, Wendi, Yopi, Aryo, dan Frater Helmus.
Tim dari Bidang Pewartaan Paroki juga mengenalkan kegiatan lanjutan yang dapat diikuti anak-anak penerima Komuni Pertama antara lain.
Mengikuti misdinar gereja, yang disampaikan oleh kakak-kakak senior sebagai pelatih dan pendamping misdinar. Kakak-kakak mengenalkan misdinar dengan cara unik sambil bermain, tidak langsung ke pokok pikiran agar daya tangkap lebih mudah bagi adik-adiknya.
Contoh: “Apa kepanjangan PPA” sambil menunjukkan media tertulis. “Berapa jumlah misdinar pada misa harian?”
Hadir pada kesempatan ini kakak: Livia, Indy, Netta, dan Maeve.
Aktif dalam acara Rasul Cilik (RC), dengan menghadirkan anggota: Jefon, Berti, Ranen, dan Natan yang pada saat itu mengenakan seragam Rasul Cilik berwarna biru. Kegiatan RC adalah pembinaan di paroki satu bulan sekali oleh Pengurus Bidang Pewartaan, ziarah rohani, kunjungan ke panti sosial dan kemping rohani.
Kegiatan RC ini merupakan kegiatan pembinaan iman anak remaja, usia kelas 4 SD sesudah komuni sampai SMP kelas 3 sebelum krisma. Dalam promosi kegiatan RC, kakak-kakak yang sudah menjadi anggota RC menceritakan alasan dan pengalaman mengikuti kegiatan RC.
Talentum
Romo Ignasius Adam Suncoko Pr juga menambahkan atau mempromosikan pula sebuah kelompok yang bernama Talentum.
“Talentum mewadahi anak-anak yang suka paduan suara di Paroki Ijen. Anggota pada umumnya anak remaja Paroki Ijen -maksudnya Paroki Katedral Malang- sekitar 60%, tetapi juga ada beberapa dari paroki lain sekitar 40% di Dekenat Malang Kota,” kata salah satu pelatih yang biasa dipanggil Mas Oki.
“Terakhir Talentum bertugas di Gereja Ratu Rosari Ksatrian Malang dan konser bersama Gracioso Sonora Choir,” imbuhnya.
“Aku akan memilih ikut paduan suara,” kata Rachel salah satu penerima Komuni Pertama sambil malu-malu di samping ibunya.
Sesi kedua adalah Perayaan Ekaristi yang dipersembahkan oleh Pastor Paroki Katedral Malang Romo Ignasius Adam Suncoko Pr; dengan mengambil tempat di dalam Kapel Seminari Tinggi. Bertindak sebagai petugas liturgi: Lektor 1 dan 2, pemazmur dan doa umat dari Kelompok Rasul Cilik. Misdinar dari para kakak senior yang baru saja mempromosikan misdinar gereja.
“Anak-anak yang terkasih sekarang sudah menerima Komuni Pertama, tadi sudah ada tawaran dari kakak-kakak untuk dapat mengikuti kegiatan-kegiatan di paroki, sebagai upaya untuk tetap memelihara iman katolik silahkan dipilih untuk diikuti,” demikian pesan singkat Romo Adam Pr kepada anak-anak.
Seksi Katekisasi Inisiasi Bidang Pewartaan Paroki mempunyai tugas yang teratur dan berurutan dalam setiap tahunnya mulai dari penerimaan Sakramen Baptis, Sakramen Ekaristi, dan Sakramen Krisma. Oleh karena itu diperlukan tim yang solid semangat melayani dan aktif dalam proses pembelajaran atau pembinaan iman.
“Mengajar Komuni Pertama di Paroki Katedral Malang merupakan hal yang menyenangkan dan banyak pengalaman yang didapat. Terutama dapat mengenal banyak anak dan bersosialisasi dengan banyak orang dari segala usia. Tahun 2024 ini tahun ketiga saya mengajar Komuni Pertama, setiap tahun pasti ada tantangan tersendiri dalam mengajar anak anak.”
“Tantangan yang menyenangkan dan seru adalah mengenal dan memahami karakter anak anak. Meskipun pembelajaran Komuni Pertama tidak lama, tapi pendekatan dan mengenal anak tentunya merupakan hal yang penting untuk dilakukan agar bisa mendukung keberhasilan pembelajaran komuni.”
“Selama mengajar anak-anak, banyak sekali hal yang menyenangkan. Dari tingkah laku mereka, keinginan dan pertanyaan mereka yang bermacam-macam seputar topik yang diberikan saat pembelajaran. Hal tersebut menjadikan kesan tersendiri dalam mendampingi anak-anak komuni pertama,” demikian disampaikan oleh Kak Deby – pengajar Komuni Pertama.
Untuk mengakhiri acara mistagogi kali ini semua peserta Komuni Pertama dan para kakak pendamping juga para anggota pengurus Bidang Pewartaan Paroki diajak serta berdoa di Taman Doa Maria Bunda Segala Suku yang ada di depan Seminari Tinggi Interdiosesan Giovani XXIII Malang.
Foto: Bidang Pewartaan Paroki