INJIL hari ini (Matius 6:19-23) berbicara tentang dua hal, yakni harta (Matius 6:19-21) dan mata (Matius 6:22-23).
Mengapa Yesus mengajarkan tentang dua hal itu?
Pertama, Yesus membedakan harta di bumi dan harta di surga. Harta itu sesuatu yang berharga dan bermanfaat untuk menopang kehidupan. Ketika orang memiliki harta, hidupnya terjamin. Karena itu, orang sungguh membutuhkannya.
Harta macam apa yang diperlukan? Kalau mau hidup selamanya, orang mesti memiliki harta yang abadi juga. Sayangnya, dalam dunia yang materialistik orang mengandalkan harta dunia. Misalnya, uang. Orang mengira bahwa uang bisa menyelesaikan semua masalah hidup dan karenanya orang bergantung padanya.
Uang memang amat diperlukan untuk menopang hidup. Orang perlu mencari, mengumpulkan, dan menggunakannya. Namun, uang tidak bisa menjamin seluruh hidup manusia. Nilainya merosot, mudah dicuri orang, dan kerap menjadi sumber pertengkaran serta kegelisahan. Karena itu, Yesus mengajarkan supaya orang mengumpulkan harta yang melampaui harta di bumi (Matius 6:20).
Kedua, mata membantu orang untuk melihat kehidupan. Bukan hanya melihat benda-benda yang tampak seperti harta, melainkan juga memandang nilai dan tujuan kehidupan. Visi adalah contoh pandangan hidup. Visi hidup yang benar membimbing manusia hidup secara benar.
Orang yang matanya baik melihat kehidupan secara benar (Matius 6:21). Sebaliknya, mata yang jahat melihat hidup ini serba gelap (Matius 6:23). Mudah marah, kecewa, iri hati, dan lain-lain. Jadi, perhatikanlah caramu melihat (Lukas 11:33-36)!
Mata juga membantu orang untuk memilih harta yang menopang hidupnya. Orang yang ingin hidupnya abadi akan mencari harta di surga. Mereka yang memilih dan mengandalkan harta dunia akan lenyap bersamanya.
Alangkah pentingnya memiliki mata yang terang dan benar. Karena kalau mata orang tidak benar, dia keliru menilai dan mencari kehidupan. Yesus berkata, “Jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu” (Matius 9:23). Tuhan, anugerahilah aku mata yang benar.
Jumat, 21 Juni 2024
Peringatan Santo Aloysius Gonzaga, Biarawan
HWDSF