Bacaan 1: 2Raj 25:1-12
Injil: Mat 8:1-4
Memohon pengampunan dan mengampuni adalah suatu sikap yang mungkin sulit atau berat dilakukan seseorang. Perlu jiwa besar untuk melakukannya, sehingga sikap tersebut tidak mudah kita jumpai dalam kehidupan ini.
Banyak orang memilih mendendam, menyimpan kesalahan orang lain dan mengeraskan hati. Memilih bersahabat dengan semua sikap buruk itu. Sejatinya, dengan memberi pengampunan atas kesalahan orang lain atau kesalahan diri sendiri, membuat hidup terasa lebih ringan.
Penyakit kusta pada zaman Israel kuno dianggap sebagai penyakit sangat serius.
Penyakit yang dipercaya sebagai kutukan Tuhan dan penderitanya harus diasingkan di pinggiran kota (hukuman rohani dan sosial). Beberapa kisah di Kitab Suci menguatkan anggapan tersebut, misalnya hukuman Tuhan kepada:
- Miryam karena mengata-ngatai dan iri hati terhadap Musa (Bil 12:1-2,9-10).
- Gehazi (bujangnya Elisa) karena meminta pemberian dari Naaman yang sebelumnya sudah ditolak Elisa (2 Raj 5:21-27).
- Raja Uzia yang merasa kuat, sombong, tinggi hati dan tidak setia kepada-Nya (2 Taw 26:16-21).
Begitu seriusnya penyakit ini sehingga para tabib pun enggan atau takut menyembuhkannya bahkan harus “dibunuh” secara sosial. Namun tidak demikian dengan Tuhan Yesus.
Saat seorang penderita kusta datang kepada-Nya, memohon ampun atas dosanya dan memohon kesembuhannya, Tuhan Yesus langsung menanggapinya secara positif.
“Aku mau, jadilah engkau tahir.” Demikian sabda-Nya.
Dan orang itu disembuhkan-Nya secara fisik, sosial serta sakit rohaninya dalam relasinya dengan Tuhan.
Raja Zedekia (putra bungsu Raja Yosia), memerintah sebelas tahun di Yehuda dan Yerusalem. Ia memilih meninggalkan iman ayahnya yang benar, sering menganiaya dan mengabaikan nasihat nabi Yeremia. Sehingga akhirnya mendapat hukuman dari Allah.
Padahal, Raja Zedekia dapat menghindari tragedi yang dideritanya, keluarganya serta rakyatnya, seandainya ia mendengarkan nasihat Yeremia. Raja Zedekia terlalu sombong dan merasa kuat sehingga tidak mau mendengarkan sabda-Nya lewat Nabi Yeremia utusan-Nya.
Pesan hari ini
Ego manusia kadang terlalu tinggi untuk mengakui kesalahan sendiri ataupun memaafkan kesalahan orang lain.
Pengampunan adalah hal mulia dalam hidup, relasimu dengan Tuhan serta sesamamu akan dipulihkan oleh sikap itu.
“Pengampunan tidak mengubah masa lalu, tetapi memperbesar masa depan.”