DALAM perikop-perikop injil Matius sebelumnya, kita membaca banyak kisah mukjizat. Mereka yang mengalaminya adalah orang-orang yang percaya kepada Yesus. Iman merekalah yang menyembuhkan. Kepada mereka Yesus bersabda, “Imanmu telah menyelamatkan engkau!” (Matius 9:22).
Sebelum melihat atau mengalami mukjizat Yesus, mereka sudah percaya. Betapa pentingnya iman agar orang dapat mengalami karya Tuhan yang menyelamatkan.
Di balik iman itu pertobatan yang dapat menyelamatkan pula. Mereka yang bertobat itu mendengarkan ajaran Yesus dan menyaksikan mukjizat-mukjizat-Nya. Namun tidak semua yang menyaksikan mukjizat Tuhan kemudian menjadi percaya dan bertobat.
Itulah yang kita baca dalam injil hari ini (Matius 11:20-24). Penduduk kota Khorazim dan Betsaida tidak mau percaya dan bertobat (Matius 11:21).
Demikian pula penduduk kota Kapernaum. Meskipun Yesus mengajar dan membuat banyak mukjizat di sana, mereka tidak mau percaya dan bertobat (Matius 11:23).
Siapa mereka itu? Kebanyakan justru para pemuka agama seperti orang-orang Farisi dan para Ahli Taurat. Meskipun mereka telah melihat pekerjaan Tuhan, mereka masih meminta tanda (Lukas 11:29). Yesus menyebut mereka itu angkatan yang jahat.
Bahkan di antara mereka ada yang mengatakan bahwa Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul (Lukas 11:15). Begitu keras hati mereka, sehingga mereka tidak mau percaya dan bertobat.
Sikap demikian itu akan mendatangkan hukuman atas mereka. Bukankah Sodom dan Gomora dibinasakan juga karena tidak mau bertobat (Kejadian 19:13.24)? Namun demikian hukuman atas Sodom itu akan lebih ringan daripada hukuman atas Kapernaum yang tidak mau bertobat.
Jadi, tidak mau bertobat itu jahat karena dua alasan. Pertama, karena itu menunjukkan bahwa orang tidak percaya akan kasih Tuhan. Mereka menolak untuk mengarahkan hidupnya kepada Tuhan.
Kedua, sikap itu mendatangkan hukuman; bahkan hukuman abadi.
Selasa, 16 Juli 2024
HWDSF