Bacaan 1: Yer 15:10,16-21
Injil: Mat 13:44-46
Setiap orang pasti pernah jatuh cinta, biasanya ada perubahan sikap yang bervariasi disetiap orang melibatkan emosional, perilaku, pikiran dan euphoria yang tinggi.
Cinta juga mampu memberikan energi yang tinggi pada seseorang. Mampu memotivasi dengan baik dan rela mempersembahkan yang terbaik serta seluruh hidupnya bagi cintanya. Orang yang sedang jatuh cinta rela berkorban habis-habisan demi cintanya.
Hari ini Tuhan mengingatkan bahwa kita harus mempersembahkan yang terbaik dalam segenap hidup bagi-Nya. Namun tidak banyak yang mampu melakukannya.
Dalam pengajaran-Nya tentang hal Kerajaan Surga, Tuhan Yesus mengumpamakannya dengan:
- Harta terpendam di ladang orang
- Mutiara yang indah
Saat seseorang yang mencari (mendambakan) kedua hal itu dan menemukannya, maka ia rela menjual seluruh hartanya untuk membeli ladang dan mutiara itu. Orang itu menemukan “cintanya”, demikian juga hendaknya kita saat menemukan Tuhan. Sepantasnya rela mempersembahkan seluruh hidup untuk-Nya.
Demi menjalankan tugas pengutusan-Nya, Nabi Yeremia rela mempersembahkan seluruh hidupnya. Ia mengalami pergumulan saat menyuarakan Firman-Nya karena mendapatkan ancaman-ancaman dari bangsanya sendiri yang ingin dipertobatkannya.
Padahal Nabi Yeremia meminta pengampunan dan belas kasih Tuhan untuk bangsanya. Namun sepertinya bangsa itu memilih mengutukinya. Dalam pergumulan dan ketakutannya itu, Nabi Yeremia memilih menyerahkan segala sesuatunya pada Tuhan untuk melindungi serta melepaskannya dari ancaman bangsanya. Dan Tuhan berkenan menjawabnya:
“Terhadap bangsa ini Aku akan membuat engkau sebagai tembok berkubu dari tembaga; mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk menyelamatkan dan melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.
Aku akan melepaskan engkau dari tangan orang-orang jahat dan membebaskan engkau dari genggaman orang-orang lalim.”
Saat Ignatius Loyola ingin mencari kehormatan sebagai Panglima Perang, ia diingatkan Tuhan dengan cara mencederai kakinya (patah) akibat peluru meriam dan harus di operasi. Selama penyembuhan ia hanya membaca Kitab Suci dan kisah hidup para kudus yang kemudian mengubah cara berpikirnya untuk berbalik melayani-Nya serta melupakan kehormatan dunia.
Ia memberikan hartanya pada fakir miskin, baju militernya ditukar dengan pakaian pengemis, berdoa pada Bunda Maria serta menggantungkan pedang dan senjatanya, tanda pangkat ksatrianya di dekat altar gereja.
Pesan hari ini
Tidak ada lagi yang tersisa dalam hidupku selain cintaku pada-Mu, ya Tuhanku. Pada akhirnya, tak ada yang harus kuperjuangkan lagi selain cintaku kepada-Mu.
Jangan pernah melupakan Tuhan.
“Jatuh cinta adalah jatuh yang paling menghangatkan dalam hidup.”