Sahabat pelita hati,
SALAM seroja, sehat rohani-jasmani. Berkah Dalem.
Kisah “tranfigurasi” atau saat Yesus berubah rupa menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah penyelamatan. Dalam peristiwa ini Allah menegaskan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang dikasihi. Perubahan wajah Tuhan memancarkan cahaya kemuliaan yang menyiratkan bahwa derita penyaliban yang akan dihadapi akan diikuti oleh kemuliaan.
Hadir dua tokoh Perjanjian Lama, Musa dan Elia. Konon kehadiran dua tokoh ini menegaskan bahwa Yesus adalah Mesias yang dinanti-nantikan banyak orang. Sosok Musa mengingatkan tentang Hukum dan Perjanjian yang diberikan Allah kepada umat-Nya. Musa juga yang membawa umat Israel keluar dari Mesir menuju ‘tanah perjanjian’. Yesus sebagai ‘Musa Baru’ yang membawa umat menuju ‘tanah perjanjian baru’.
Sedangkan sosok Elia mengingatkan pada pembaharuan Perjanjian ketika umat Israel berpaling dari Allah namun Allah tetap setia pada janji-Nya. Konon, Elia tidak mengalami kematian, ia diangkat oleh Allah menuju sorga. Ini menjadi gambaran bahwa Tuhan Yesus juga akan membawa seluruh umat menuju hidup kekal, surga abadi. Singkatnya, kehadiran kedua nabi ini menegaskan bahwa Yesus adalah jalan menuju keselamatan yang dinantikan di akhir zaman.
Sahabat terkasih,
Akhir dari kisah ini ketiga murid yang dibawa serta Tuhan agar mendengarkan Yesus sebagai Putera-Nya. Kita yang hidup di zaman ini juga harus mendengarkan Tuhan. Mendengarkan bukan hanya dengan telinga tetapi dengan seluruh hati dan kehendak. Semoga pelita sabda ini semakin memacu kita untuk melakukan kehendak-Nya dalam hidup sehari-hari. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Dari Bandung menuju Jakarta,
lebih baik naik kereta cepat.
Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka,
dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat.
Dari Lembang ke Cimahi,
melewati taman bunga.
Inilah Anak yang Kukasihi,
dengarkanlah Dia.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Dan. 7:9-10,13-14; atau
Ptr 1:16-19;
Markus 9:2-10
Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus: “Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorang pun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorang pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan “bangkit dari antara orang mati.”(Mrk 9:2-10)