Puncta 5 Agustus 2024
Senin Biasa XVIII
Matius 14:13-21
BOTHOK adalah lauk yang dari parutan kelapa muda, bumbu rempah dicampur dengan daging cincang atau ikan teri. Bahan lauk itu dibungkus dengan daun talas dan dikukus sampai matang. Sangat lezat sebagai lauk dimakan dengan nasi panas “kemebul“.
Dalam pengembaraan selama dua belas tahun, Pandawa berkelana sampai di Negeri Ekacakra. Raja negeri itu bernama Prabu Baka, seorang raksasa yang kejam yang suka makan daging manusia.
Ia memaksa rakyatnya agar mempersembahkan makanan satu pedati dan lauknya seorang manusia.
Demang Wijrapa mendapat jatah harus pasok jatah makanan. Tetapi dia tidak punya anak laki-laki yang bisa dipersembahkan kepada raja raksasa itu.
Bima menyediakan diri jadi bahan persembahan untuk dimakan Prabu Baka. Bima dilumuri rempah-rempah seperti “bothok” untuk jadi lauknya Prabu Baka.
Ketika sampai di alun-alun, Bima maju ke hadapan Baka. Ia menantang raja bengis itu. Jika raja bisa mengalahkannya, dia boleh makan dagingnya.
Perang terjadi dan akhirnya Bima berhasil membunuh raja yang tidak berperi kemanusiaan itu.
Seluruh rakyat Ekacakra bergembira karena bisa hidup tentram tanpa dihantui kekawatiran harus memberi makan manusia kepada Raja mereka.
Yesus melihat orang banyak yang mengikuti-Nya. Ia merasa kasihan karena mereka kelaparan dan kelelahan. Maka Ia menyuruh para murid-Nya, “Kamu harus memberi mereka makan.”
Belaskasihan adalah awal dari tindakan belarasa. Yesus tergerak oleh rasa belaskasihan kepada orang banyak. Ia mengajak para murid untuk bertindak dengan memberi makan.
Para murid merasa tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka malah meminta Yesus agar menyuruh orang-orang pergi. Tetapi Yesus menolak. “Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan.”
Alasan macam-macam disampaikan untuk tidak menolong. Lepas tangan adalah hal yang sering kita lakukan untuk tidak peduli pada penderitaan orang.
Kita merasa tidak mampu, tidak punya apa-apa, tidak punya waktu, sibuk dengan berbagai urusan dan aneka alasan lainnya.
Bima tergerak hatinya untuk menolong Demang Wijrapa yang miskin. Ia rela berkorban untuk orang yang menderita dan bisa menolong seluruh warga.
Mari kita peduli dan berbelarasa dengan keadaan di sekitar kita. Kita bisa menolong sekecil apapun untuk meringankan beban orang yang menderita.
Naik angkutan menuju Balai Kota,
Pengin menikmati riuhnya suasana.
Menolong tidak harus berpunya harta,
Hati berbelaskasih adalah harta utama.
Wonogiri, kamu harus memberi mereka makan
Rm. A. Joko Purwanto, Pr