Aku Mengampuni Adikku

0
47 views
Ilustrasi.

Kamis, 15 Agustus 2024

  • Yeh. 12:1-12.
  • Mzm. 78:56-57.58-59.61-62;
  • Mat. 18:21-19:1

PENGAMPUNAN adalah kemampuan untuk memaafkan atau memberi ampun atas kesalahan dan sebagainya.

Banyak di antara kita yang masih memendam amarah dan dendam kepada orang lain sehingga belum mampu memaafkan atau memberi pengampunan.

Di sisi lain, sebagai pengikut Kristus, kita diajarkan untuk memiliki hati bijak dengan memaafkan kesalahan yang diperbuat orang lain terhadap kita.

Kita tak perlu hidup berkubang dalam kemarahan, kebencian, dan dendam tak berkesudahan. Kita juga harus mengingat bahwa Tuhan selalu membuka pintu pengampunan-Nya untuk kita sehingga kita pun juga harus mengampuni sesama.

“Terlalu lama aku menyimpan amarah dan kebencian pada saudaraku sendiri,” kata seorang ibu.

“Awal dari keretakan kami adalah sikap ibuku yang cenderung menuruti kemauan adik saya, hingga ibu harus menanggung pinjaman di bank yang tidak sedikit.

Saya awalnya berusaha mengingatkan ibu, namun ibu sama sekali tidak mau mendengarkan bahkan mulai menjaga jarak denganku.

Saya berusaha bicara dengan adikku, namun dia malah marah dan menyalahkan saya yang dirasakan mau ikut campur urusan dia. Sejak itu, adikku tidak mau bicara denganku.

Rasanya sedih, marah dan kuatir atas situasi itu. Hingga suatu saat ibu cerita bahwa angsuran ke bank sudah tidak mampu dibayar lagi baik oleh ibu maupun adikku.

Adikku pergi dan tidak mau tahu atas urusan utang ke bank, padahal dulu pinjam uang itu untuk keperluan dia.

Dengan susah payah, saya bantu urusan bank hingga selesai. Hubungan dengan ibu sudah membaik, namun dengan adikku masih berjarak.

Hingga suatu ketika aku mencari adikku dan berdamai dengannya. Saya tidak ingin memelihara rasa marah dan benci padanya. Biarlah yang lalu berlalu, aku ingin menatap ke depan bersama adik dan ibuku dengan damai,” ujarnya

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Maka Bapa-Ku yang di surga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.”

Pengampunan bukanlah sebuah pilihan, melainkan sebuah kewajiban bagi kita sebagai pengikut Kristus. Tuhan mengampuni kita bukan karena kita layak, tetapi karena kasih-Nya yang tak terbatas. Demikian juga, kita dipanggil untuk mengampuni orang lain bukan karena mereka layak, tetapi karena kita telah mengalami kasih dan pengampunan Tuhan dalam hidup kita.

Yesus menekankan bahwa pengampunan harus datang dari “segenap hati.” Ini berarti bahwa pengampunan bukan hanya sekadar tindakan lahiriah, tetapi harus mencakup sikap hati kita. Pengampunan yang sejati melibatkan proses mengatasi kemarahan, dendam, dan kepahitan dalam hati kita. Ini adalah proses yang mungkin memerlukan waktu dan usaha, tetapi sangat penting untuk pertumbuhan rohani kita.

Jika kita tidak mengampuni saudara kita dengan segenap hati, kita mungkin menghadapi hukuman yang sama seperti yang diterima oleh hamba dalam perumpamaan Yesus. Ini adalah peringatan serius tentang betapa pentingnya mengampuni dalam hubungan kita dengan Tuhan dan sesama.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku mau mengampuni orang yang bersalah padaku?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here