Pelita Hati: 22.08.2024 – Berpakaian Layak

0
90 views

Sahabat pelita hati, 

SALAM seroja, sehat rohani-jasmani. Berkah Dalem.

Perumpaan tentang perjamuan kawin ini ditujukan kepada orang-orang Farisi. Mereka adalah  representasi orang-orang Yahudi yang menolak Yesus sebagai Mesias. 

Para undangan yang ditentukan adalah orang-orang Yahudi yang sejak semula disebut sebagai bangsa terpilih. Merekalah yang ditentukan untuk menikmati keselamatan, namun justru tidak menanggapi undangan. Ada yang pergi ke ladang, ke pasar atau mengerjakan urusannya masing-masing. Bahkan mereka menangkap, menyiksa dan membunuh para hamba yang diutus membawa undangan. Demikianlah orang-orang Yahudi  tak menerima Yesus sebagai utusan Allah, justru membunuh-Nya. 

Karenanya sang pemilik pesta mengundang siapa pun juga yang ada di persimpangan jalan. Syaratnya, mereka berpakaian pesta alias berpakaian layak. Pakaian pesta tidak berarti pakaian mewah atau mahal tetapi pakaian yang pantas.

Sahabat terkasih,

Apa maksud dengan pakaian yang pantas? Gereja Kristus terbuka bagi siapa saja. Keselamatan disediakan bagi siapapun yang percaya, dari mana asalnya, apa pun latar belakangnya. Terpenting kita harus mengenakan pakaian hati yang layak. 

Hati yang layak adalah hati yang berpasrah. Hati yang layak selalu mengandalkan Allah. Hati yang tak pantas adalah hati yang dipenuhi rasa dengki, iri, sombong dan selalu bertumpu pada kekuatan diri. 

Semoga warta pelita sabda hari ini mendorong kita untuk lebih memantaskan diri di hadapan Tuhan. Mengusahakan hidup penuh dengan kasih dan kebaikan. Itulah prasyarat agar  dilayakkan masuk dalam pesta perjamuan nantinya. Tetap semangat dan berkah Dalem.

Tak enakklah jadi anak ragil,
baju baru tak bisa pilih.
Sebab banyak yang dipanggil,
tetapi sedikit yang dipilih.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah DalemSt. Istata Raharjo,Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

————————————————————————————

Bacaan:

Yehezkiel 36:23-28

Matius 22:1-14

Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka: 

“Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.” (Mat. 22: 1-14)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here