Belajar Percaya Bersama Bartolomeus

0
16 views
Santo Bartolomeus. (Ist)

BACAAN-bacaan hari ini (Wahyu 21:9b-14 dan Yohanes 1:45-51) berbicara tentang dua belas rasul. Mereka adalah batu dasar Yerusalem baru (Wahyu 21:14), Gereja. Injil menyebut dua dari dua belas rasul itu, yakni Filipus dan Natanael (Bartolomeus). Proses Bartolomeus mengenal dan percaya kepada Yesus meninggalkan pesan penting bagi kita.

Pertama, orang bisa beriman lewat bantuan orang lain. Filipus yang sudah mengenal Yesus menyampaikan pengalamannya kepada Natanael (Yohanes 1:45). Mula-mula Natanael tidak percaya, karena informasi dari temannya itu tidak sesuai dengan pengetahuannya tentang tempat berasalnya sang Mesias (Yohanes 1:46). Namun Filipus meyakinkannya, “Mari dan lihatlah!” (Yohanes 1:46).

Kedua, iman itu lahir dari perjumpaan. Pertemuan dan dialognya dengan Yesus membuka mata dan hati Natanael. Bahkan itu membawanya pada tingkat iman yang khas dan mendalam. Natanael berkata kepada Yesus, “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel” (Yohanes 1:49). Dia mengakui Yesus dengan tiga sebutan sekaligus, yakni guru, Anak Allah, dan Raja.

Ketiga, keraguan dan pertanyaan yang muncul sebelum orang menjadi percaya mempunyai peran penting. Keraguan yang disertai dengan sikap terbuka menghantar orang kepada iman yang mendalam. Sikap awal Natanael serupa dengan reaksi Thomas ketika mendengar bahwa teman-temannya telah melihat Yesus yang telah bangkit (Yohanes 20:25). Keduanya kemudian menjadi rasul Yesus.

Untuk bisa menjadi beriman, orang membutuhkan rahmat Tuhan, pengetahuan, keterbukaan, dan sikap berserah. Iman itu pemberian Tuhan. Untuk bisa menerima rahmat itu, orang perlu belajar. Artinya, memiliki pengetahuan tentang yang diimani itu amat penting. Sebelum dibaptis menjadi Katolik, orang perlu belajar tentang agama Katolik minimal satu tahun.

Namun pengetahuan saja tidak cukup. Orang perlu terbuka terhadap rahmat Tuhan dan berserah kepada Tuhan. Banyak orang mengetahui tentang Tuhan Yesus, tetapi tidak mau percaya karena hatinya tidak terbuka kepada-Nya.

Akhirnya, orang yang sudah beriman pun kadang mesti bergulat dengan pelbagai pertanyaan dan keraguan. Namun jika orang membawa semua itu kepada Tuhan dalam sikap terbuka, semua akan menjadi lebih jelas. Orang akan bebas dari keraguan dan memiliki iman yang melampaui pikiran manusiawi belaka.

Oleh sebab itu, bawalah kepada Tuhan setiap keraguan dan pertanyaan berkaitan dengan iman dengan harapan akan menerima jawaban. Iman biasanya makin mendalam bukan karena argumen yang meyakinkan, melainkan karena hati murni dan sikap terbuka terhadap suara Tuhan yang bergema dalam lubuk hati.

Sejauh mana selama ini kita terbuka terhadap rahmat Tuhan?

Sabtu, 24 Agustus 2024
Pesta Santo Bartolomeus, Rasul
HWDSF

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here