Puncta 27 Agustus 2024
PW. St. Monika,
Matius 23: 23-26
SYAIR lagu waktu kita masih kecil diajarkan oleh ibu guru kita dan kita terus menghapalnya. Syair itu berbunyi;
“Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa. Selalu memberi tak harap kembali bagai sang surya menyinari dunia.”
Kasih ibu yang tiada batasnya itu kita kenangkan pada hari peringatan Santa Monika. Dia adalah ibu dari St. Agustinus yang terus menerus berdoa bagi pertobatan anaknya.
Berpuluh-puluh tahun lamanya St. Monika meminta kepada Tuhan agar Agustinus menemukan Tuhan dan hidup dalam jalan-Nya.
Pada waktu muda Agustinus menjalani kehidupan yang tidak baik. Ia mengejar nafsu duniawi dan jauh dari moral yang benar.
Berkat doa-doa yang tiada henti dari cinta seorang ibu, Agustinus sadar dan bertobat. Ia menemukan kasih sejati dalam diri Yesus yang dia baca dari Kitab Suci.
Tulisan Agustinus di bawah ini merangkum pengalamannya dalam mencari Tuhan.
“Betapa lambat aku akhirnya mencintai-Mu,
keindahan begitu lama – begitu baru,
betapa lambat Kau kucintai.”
Engkau mengajak, memanggil dan menggempur ketulianku,
Engkau bersinar, cemerlang dan menghalaukan kebutaanku…
Terlambat aku mencintaiMu, ya Tuhanku!=.”
Walau terlambat, namun akhirnya Agustinus memeluk Tuhan sebagai harta terindah satu-satunya. Ini semua berkat kesetiaan dan ketekunan St. Monika yang terus berdoa bagi keselamatan jiwa anaknya.
Mari kita tunduk sebentar dan mengenang kebaikan ibu kita masing-masing. Kita bersyukur memiliki ibu yang berhati mulia dan terus berdoa bagi kebaikan kita. Seperti Monika, begitulah hati seorang ibu yang tulus mengasihi anak-anaknya.
Ya Tuhan, bahagiakanlah ibuku dalam hidupnya. Seberapa pun usahaku, aku belum bisa membalas kasihnya. Semoga ibu berbahagia dalam keabadian di surga.
Tigapuluh tahun jalani imamat,
Semua karena doa ibuku di surga.
Kasih ibu takkan pernah tamat,
Ia menemani aku sepanjang masa.
Wonogiri, pesta 30 tahun imamat
Rm. A. Joko Purwanto, Pr