LEGIONER Muda melalui Senatus Sinar Bunda Karmel Malang menghelat acara bertajuk “Rosario Nusantara”. Kegiatan ini dilaksanakan masih dalam bulan kemerdekaan Republik Indonesia: 25 Agustus 2024. Maka, sebagian besar yang hadir mengenakan baju atasan warna merah. Mengambil tempat di halaman Taman Doa Maria Bunda Segala Suku di kompleks Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XXIII Malang.
Tampak para frater diosesan dari berbagai keuskupan di Kalimantan menyambut kehadiran para legioner. Ada dua presidium di seminari tinggi ini: Presidium Maria Bunda Segala Suku dan Presidium Maria Pecinta Damai. Maka, para anggotanya juga membaur dengan yang lain.
Karpet warna merah dan hijau di gelar di depan taman doa dan para para legioner duduk lesehan. Tepat pukul 10.00 WIB mereka semua disapa dengan ramah oleh pembawa acara yakni dua orang legioner muda. Mereka adalah Sdr. Alexander dari Presidium Mater Sancta Spei dan Sdr. Gabriel dari Presidium Bintang Timur. Beberapa menit kemudian, setelah pukul 10.00 WIB, Doa Rosario dimulai. Dengan lagu pembuka Salam Bagimu Maria – PS 628.
Doa dalam berbagai bahasa
Doa Bapa Kami dan Doa Salam Maria pada setiap peristiwa didoakan dalam satu bahasa daerah. Peristiwa pertama dalam Bahasa Jawa, dilanjut secara berurutan dalam Bahasa Ende, Bahasa Dayak, Bahasa Manggarai dan Bahasa Sumba Barat Daya. Walau demikian suasana doa tetap hening, peserta doa tidak kesulitan mendaraskannya karena sudah disediakan lembaran teks yang dibagi-bagikan sebelumnya.
Mereka yang memimpin Doa Bapa Kami dan puluhan Doa Salam Maria juga berasal dari daerah sesuai dengan bahasa asli mereka.
Setelah Doa Rosario selesai kembali peserta disapa oleh Sdr. Alex dan Gabriel. Namun kali ini, mereka diajak untuk berkelompok, dan jadilah enam kelompok. Setiap kelompok berdiskusi untuk membuat yel-yel penyemangat. Dalam waktu antara 5-10 menit, setiap kelompok sudah berhasil menyusun yel-yel penyemangat untuk kemudian ditampilkan satu per satu kelompok.
Acara dinamika kelompok masih terus berlanjut. Namun kali ini, pindah ke lapangan sepakbola di depan seminari. Dan tampaknya kegembiraan mereka terus berlanjut. Bahkan dapat mencairkan bersahabatan mereka yang datang dari berbagai suku dan daerah di tanahair.
Priska, mahasiswa S1 PGSD Unikama Malang, mengenakan kebaya warna merah. Ia kebagian mendaraskan puluhan Doa Rosario pada peristiwa ketiga berbahasa Dayak Kalbar.
“Bahagia dan senang bisa berdoa bersama. Terlebih lagi aku dapat tugas mendaraskan doa dalam bahasa Dayak di tanah rantau di Taman Doa ini, walau diawali rasa deg-degan. Sekaligus bangga berjumpa dengan teman-teman OMK legioner yang aktif berdevosi kepada Bunda Maria dari berbagai suku dan bahasa di Nusantara. Saya juga berterimakasih boleh ikut bergabung dalam Legio OMK Paroki Janti Presidium Maria Tak Bernoda,” demikian Priska asal dari Landak, Kalbar.
“Senang dan bangga banget orang lain yang hadir disini diajak berdoa Bapa Kami dan Salam Maria dalam aneka bahasa daerah salah satunya bahasa Ende NTT,” kata Icha dari Presidium Maria Tak Bernoda Paroki Janti.
Icha saat ini kuliah di Unikama program studi S1 Matematika. Ia menyampaikan, kemarin menyempatkan diri mengikuti live streaming misa tahbisan Uskup Keuskupan Agung Ende Mgr. Paulus Budi Kleden yang disiarkan Komsos Keuskupan Agung Ende.
Legioner senior Paroki Katedral Malang ada yang hadir, tapi hanya beberapa orang saja. Mereka adalah perwakilan dari Presidium Maria Tak Bernoda dan Maria Bunda Berbelas Kasih. Jumlah legioner senior dari Paroki Blimbing datang lebih banyak.
Mereka tidak mengikuti dinamika kelompok. Sebagian dari mereka, setelah mengikuti Doa Rosario, menikmati taman di depan Kapel Seminari. Di mana teks Doa Rosario dalam berbagai bahasa daerah terpahat di dinding-dindingnya.
Foto: Laurensius Suryono