Sahabat pelita hati,
SALAM seroja, sehat rohani dan jasmani. Berkah Dalem.
Jika mendengar kata-kata “Ia menjadikan segala-galanya baik”, kita teringat cerita tentang kisah penciptaan. Setiap selesai mencipta Allah bersabda: “Allah melihat semuanya itu baik.”
Namun kebaikan itu dirusak oleh manusia pertama yang tidak tegar terhadap godaan setan. Ia termakan oleh bujuk rayu setan. Tergoda untuk menyamai sang Pencipta. Itulah dosa pertama yang menhancurkan manusia di taman eden.
Sahabat terkasih,
Kini, Yesus datang untuk menjadikan segala-galanya baik kembali. Orang yang sakit dan menderita disembuhkan. Yang lemah dikuatkan. Yang tersingkir dirangkul sehingga mengalami kebaikan lagi.
Sebagai murid-murid-Nya kita pun memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama . Menebar dan menaburkan kebaikan kepada sesama. Melalui tugas dan tanggungjawab masing-masing kita harus membawa kebaikan itu.
Perbuatan baik apa yang telah dan akan taburkan kepada sesama kita di hari ini? Marilah berlomba menaburkan kebaikan. Bukan untuk mencari pujian tetapi agar kebaikan itu semakin dirasakan oleh banyak orang.
Pagi-pagi pergi ke apotik,
beli obat agar sehat terjaga.
Tuhan menjadikan segala-galanya baik,
yang tuli mendengar, yang bisu dijadikan berkata-kata.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Yes. 35:4-7a;
Yak. 2:1-5
Markus 7:31-37
Kemudian Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: “Efata!”, artinya:Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang dan berkata: “Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata.”