Puncta 5 September 2024
Kamis Biasa XXII
Lukas 5:1-11
PADA hari ini kita merayakan ekaristi bersama Paus Fransiskus di Gelora Bung Karno. Paus datang untuk melawat umat Katolik Indonesia mulai 3-6 September 2024.
Bukan hanya untuk umat Katolik tetapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia yang majemuk. Paus datang dengan membawa pesan perdamaian, kesederhanaan dan kemanusiaan.
Kita maknai kedatangan Paus ini melalui bacaan yang kita renungkan hari ini. Apa makna kehadiran Paus dan pesan apa yang bisa kita tangkap bagi umat Katolik.
Yesus naik perahu bersama para murid-Nya. Ia menemani mereka dalam pekerjaannya sebagai nelayan. Ia menyuruh Simon untuk menebarkan jala ke tempat yang dalam.
Simon “grundelan” atau ngomel menggerutu karena sepanjang malam mereka bekerja keras tetapi tidak mendapat apa-apa.
Akhirnya ia mengikuti perintah Yesus dan dia terkejut karena mendapat ikan yang banyak. Tidak menyangka dan mengira akan hasil yang luar biasa.
Lalu Yesus memanggil mereka. “Mulai sekarang engkau akan menjala manusia. Lalu mereka meninggalkan perahunya dan mengikutiYesus.
Paus Fransiskus datang ke perahu kita. Ia menemani kita dalam perjuangan di tengah samudera Indonesia. Paus mengajak kita bertolak ke tempat yang dalam, yakni hati nurani Bangsa Indonesia.
Menebarkan jala ke dalam hati nurani bangsa agar memperoleh hasil yang banyak dan berlimpah.
Jala yang kita pakai adalah ajaran Kristus yakni cinta kasih. Dengan semangat cinta kasih kita menjaring banyak orang agar merasa dicintai Tuhan.
Kasih menjadi landasan dalam bertindak dan berjuang di tengah masyarakat yang majemuk ini. Kasih menjadi jaring agar kita mengalami cinta-Nya.
Kehadiran Paus disini mau menguatkan kita semua akan nilai-nilai kasih yang terus diperjuangkan. Tulisan dan ajaran Paus semua bermuara pada pengalaman kasih dan kerahiman Allah.
Kasih itu kita wujudkan dengan hidup rukun bersaudara dengan semua orang, bertoleransi dengan macam-macam perbedaan. Menjaga persatuan dan kesatuan sebagai bangsa yang majemuk dan membangun Indonesia sebagai rumah bersama.
Mari kita berlayar bersama dengan Perahu yang namanya Indonesia dan menebarkan kasih kepada sesama warga.
Kalau kita berani ke tempat yang dalam, kita akan memperoleh hasil yang berlimpah ruah. Tentu ke tempat dalam berarti juga siap menghadapi taufan dan gelombang besar.
Tidak ada nakhoda hebat dan tangguh jika kita hanya berlayar di ombak yang kecil. Nakhoda hebat muncul dari tantangan ombak yang besar. Siapkah kita menghadapinya?
Berombongan menuju GBK,
Wajah ceria tak kenal dosa.
Paus datang bawa sukacita,
Indonesia dikenal oleh dunia.
Wonogiri, sugeng rawuh Bapa Suci
Rm. A. Joko Purwanto, Pr