Mengenal Paus Fransiskus Melalui Buku Bahas Sosok Pribadi dan Ajarannya (6)

0
81 views
Empat buku baru tentang ajaran dan sosok Paus Fransiskus. (Ist)

BERIKUT ini daftar buku-buku terbaru yang membahas banyak hal mengenai sosok dan ajaran Paus Fransiskus.

Kita beryukur bahwa menjelang kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia tanggal 3-6 September 2024 pekan ini telah terbit sejumlah buku baru yang layak kita baca.

Untuk apa? Agar kita bisa lebih mengenal Paus Fransiskus lebih intens dan utamanya mempelajari ajaran-ajarannya.

Buku pertama ditulis Michael Trias Kuncahyono, mantan wartawan Harian Kompas dan Duta Besar RI untuk Tahta Suci Vatikan. Bukunya berjudul Francis Pope for the People (2024). Diterbitkan Penerbit Palmerah Syndicate yang dibesut oleh sejumlah pensiunan wartawan Harian Kompas.

Pengalaman Trias sebagai jurnalis senior Harian Kompas selama 40 tahun lebih dan kini menjalani penugasan negara di Vatikan membuat buku ini sangat menarik dan enak dibaca. Trias ingin memperkenalkan sosok Paus Fransiskus kepada masyarakat Indonesia. Bentuknya bukan biografi, melainkan lebih merupakan “pemahaman” Trias tentang sosok Paus Fransiskus.

Trias Kuncahyono dan bukunya tentang Paus Fransiskus, (Ist)

Kata pengantar

Buku Francis Pope for the People diberi pengantar oleh Menlu RI Retno Marsudi dan Kardinal Ignatius Suharyo.

Menlu RI mengingatkan kita bahwa hubungan RI dengan Vatikan sudah sangat panjang karena sudah dimulai sejak tahun 1947, ketika Vatikan membuka misi diplomatik setingkat Apostolic delegate di Jakarta.

Kardinal Suharyo mengingatkan agar kita sungguh mempelajari gagasan-gagasan Paus Fransiskus yang sangat penting. Khususnya, kata Kardinal, mengenai tanggungjawab kita bersama dalam merawat alam dan membangun persaudaraan serta persahabatan sejati sebagaimana diuraikan dalam Ensiklik Laudato Si‘ (2015) dan Fratelli Tutti (2020).

Buku Trias dibuka dengan pengantar berjudul Entering a New Era dan tujuh bab berjudul The Smiling Pope, The Mystery of Conclave, Don’t Forget the Poor, La Teologia del Pueblo, When a Jesuit Becomes Pope, From the End on the Earth, dan Pope for the People.

Trias menguraikan bagaimana Paus Fransiskus adalah paus pertama yang memilih nama Fransiskus, paus pertama dari luar Eropa dalam 1.200 tahun terakhir, paus pertama dari benua Amerika, paus pertama dari Argentina, dan paus pertama dari Ordo Serikat Yesus.

Paus Fransiskus juga adalah paus dari “pinggiran” yang datang dari ujung dunia, bukan milik Timur maupun Barat, yang mengajak kita untuk melihat dunia dan panggilan kita secara baru.

Paus Fransiskus mengajak Gereja keluar, ke “pinggiran”, menyapa dunia yang terluka, tidak terperangkap budaya membuang, dan tidak berdiam diri karena sudah merasa nyaman.

Visi Paus Fransiskus dalam Evangelii Gaudium (2013) adalah:

“Saya lebih memilih Gereja yang memar, terluka, dan kotor karena berada di jalanan, daripada Gereja yang tidak sehat karena terkurung dan bergantung pada keamanannya sendiri”.

Frasa dipakai Paus Fransiskus adalah Gereja sebagai “rumah sakit lapangan” (field hospital church). Gagasan yang tersaji dalam kalimat ini adalah untuk mengajak kita lebih memperhatikan masalah-masalah dunia yang terluka, seperti kemiskinan, pengungsi, perang, kerusakan bumi, ketidakadilan, dlsb.

Buku kedua ditulis bersama oleh St. Sularto dan Romo T. Krispurwana Cahyadi SJ; berjudul Benvenuto papa Francesco: Sang Reformer Pesan dan Kesaksian (2024) diterbitkan Penerbit Buku Kompas.

Buku ini diedit oleh RBE Agung Nugroho dan Hasiholan F. Siagian dari Majalah Hidup; terdiri tiga bagian.

  • Bagian pertama adalah 12 tulisan yang dikembangkan dari serial bersambung tulisan St. Sularto yang dimuat dalam Majalah Hidup edisi 16 Juni hingga 1 September 2024.
  • Bagian kedua adalah 48 tulisan Romo Telephorus Krispurwana Cahyadi Sj yang pernah dimuat di Majalah Hidup periode 2013-2024 yang ditata secara kronologis untuk memotret sepak terjang Paus Fransiskus menggembalakan Gereja Katolik.
  • Bagian ketiga adalah sintesis komprehensif yang ditulis Romo T. Krispurwana Cahyadi SJ mengenai aneka kebijakan Paus Fransiskus.
  • Editor berharap bahwa lewat ketiga bagian dalam buku ini kita dapat mencecap kedalaman Rohani dan pribadi Paus Fransiskus serta menggali dan belajar mengenai laku hidupnya.

Tiga tema kunjungan apostolik Paus Fransiskus

Buku Benvenuto Papa Francesco diawali pengantar dari Kardinal Ignatius Suharyo dan Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC sebagai Ketua KWI.

Kardinal Suharyo menjelaskan tema kunjungan Paus Fransiskus Faith-Fraternity-Compassion yang berisi harapan agar umat Katolik semakin beriman, bersaudara, dan berbelarasa.

Kardinal Suharyo mengutip surat pribadi Paus Fransiskus kepada beliau pada tanggal 1 September 2019 berisi harapan Paus Fransikus kepada Kardinal Suharyo yang diangkat sebagai kardinal: “Ketika saya memikirkan Anda semua, terlintas satu kata dalam hati saya compassion- belarasa. Semoga pada tahap hidup Anda yang baru ini, Anda bertumbuh dalam kemampuan untuk berbelarasa dan membuat Anda mampu mengikuti Yesus lebih dekat.”

Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC sebagai Ketua KWI dan Ketua Panitia Pengarah Panitia Nasional Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus menguraikan, bagaimana sejak terpilih sebagai Uskup Roma, Paus Fransiskus berkeliling berbuat baik, menghadirkan kasih Allah dan belarasa Yesus. Paus Fransiskus melayani dengan rendah hati dan dengan rendah hati minta didoakan oleh kita semua.

Yudi Latif juga ikut memberi kata pengantar dalam buku Benvenuto Papa Francesco. Ia yakin bahwa Paus Fransiskus adalah living example atas kemungkinan bahwa agama ternyata dapat membentuk akhlak mulia.

Bagi Yudi Latif, Paus Fransiskus mampu mengubah kerentanan menjadi sumber kekuatan pelayanan. Bagi dia, Kardinal Jorge Bergoglio sebagai Uskup Keuskupan Agung Buenos Aires (1998-2013) adalah tokoh yang berani melancarkan kritik terhadap kezaliman kekuasaan dan seorang “uskup kumuh” yang memperhatikan daerah kumuh.

Paus Fransiskus adalah tokoh yang menjadi representasi Ajaran Sosial Gereja dengan menghormati martabat manusia, melindungi hak hidup, menentang hukuman mati. Beiiau mengembangkan kebajikan hidup bersama dengan semangat toleransi, rekonsiliasi, dialog antar umat beragama, memperkuat solidaritas untuk kesejahteraan bersama, memberi perhatian kepada pengungsi dan kelompok marginal, serta merawat alam ciptaan sebagai rumah bersama.

Paus Fransiskus adalah tokoh agama yang mewujudkan agama menjadi “agama cinta” dan tidak berhenti pada eksterioritas formalisme peribadatan yang tidak sanggup menggali interioritas nilai spiritualitas dan moralitas.

Bagi dia, kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia adalah oase di tengah gurun kekeringan dunia kehidupan yang harus disambut dengan sukacita.

Sesudah 12 tulisan St. Sularto dan 48 tulisan Romo T. Krispurwana Cahyadi SJ yang pernah dimuat Majalah Hidup, buku ini ditutup dengan bagian ketiga berjudul “Gereja di Dalam Dunia: Ada Bagi Semua” yang membantu kita untuk “Belajar dari Fransiskus”.

Paus Fransiskus sejak terpilih sudah mengunjungi 59 negara di luar Italia. Negara Asia yang pernah dikunjunginya adalah Filipina, Myanmar, Bangladesh, Sri Lanka, Jepang, Thailand, dan Korea Selatan.

Paus Fransiskus juga sudah berkunjung ke Kazakhstan dan kawanan umat di Mongolia yang termasuk Benua Asia. Awal bulan September 2024 ini Paus Fransiskus mengunjungi Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura. Maka Paus Fransiskus sudah berkunjung ke 63 negara sampai September 2024.

Tema-tema perjalanan

Romo T. Krispurwana Cahyadi SJ menelusuri berbagai tema dalam perjalanan, kunjungan, sambutan, wawancara, dan berbagai info lainnya. Lalu menulisnya dalam buku Benvenuto Papa Francesco tema-tema sebagai berikut: kunjungan pastoral kegembalaan, doa, misi evangelisasi, hidup menggereja, politik bagi kepentingan bersama, perang dan perdamaian, pengungsi, persaudaraan, menapaki jalan dialog, kaum muda, keluarga, pendidikan, dan menutup buku dengan menjelaskan tiga tema kunjungan Paus Fransiskus yaitu iman, persaudaraan, dan bela rasa.

Kata bertuah Paus Fransiskus

Buku-buku baru lainnya tentang Paus Fransiskus adalah buku Romo Valentinus “Troy” Robi SVD berjudul Kata Bertuah Paus Fransiskus (2024). Buku ini diterbitkan Yayasan Karya Cipta Asa (YKCA).

Lalu masih ada buku Romo Elis Handoko SCJ berjudul Paus Fransiskus: Menerima, Mengasihi, Mengampuni Yang Memartabatkan (2024); diterbitkan Rumah Dehonian.

Buku baru tentang Paus Fransiskus berjudul “Kata Bertuah Paus Fransiskus” karya Romo Valentinus Robi SDV dan buku dengan judul “Paus Fransiskus: Menerima, Mengasihi, Mengampuni” karya Romo Ellis Handoko SCJ. (YKCA/Dehonian)

Buku Kata Bertuah Paus Fransiskus adalah kumpulan kata-kata inspiratif dari Paus Fransiskus yang dikumpulkan Romo Valentinus Troy SDV, imam anggota Serikat Vokationis (SDV). Ditulisnya sejak ia pertama kali menginjakkan kaki di Italia mulai September 2017. Pastor Troy sekarang bertugas di Ho Chi Minh City, Vietnam. Buku ini diedit oleh Royani Ping dan Mathias Hariyadi yang juga melengkapi buku ini dengan berbagai foto.

Buku ini diberi kata pengantar oleh Padre Antonio Rafael do Nascimento SDV, Superior General Serikat Vokasionis. Ia mengatakan bahwa pengaruh kekuatan kata-kata Paus Fransiskus adalah sungguh ibarat “mesin yang menggerakan roda dunia.”

Father Robert Mathew Kannanthanath SDV, Sekretaris Serikat Vokasionis, melihat bahwa Paus Fransiskus mampu mengkomunikasikan gagasan dengan kata-kata yang jelas dan sederhana. Namun tetap mempunyai pengaruh bagi seluruh dunia; khususnya dalam bidang lingkungan hidup dan keadilan sosial yang sangat relevan bagi dunia.

Bapak Suparman, Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI, yakin bahwa Paus Fransiskus mampu mengubah Gereja dan dunia; khususnya dalam membangun moderasi beragama.

218 kutipan

Pastor Troy SDV awalnya mengumpulkan 34 kutipan dari bahasa Italia yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Sesudah ditambah lagi, maka buku ini sekarang berisi 218 kutipan; terbagi dalam 20 bab dengan tema-tema iman, harapan, belas kasih, pengampunan, murid Kristus, solidaritas, perdamaian, persaudaraan, kekudusan, kaum muda, kesabaran, doa, cinta, persatuan, keluarga, diri kita, kerendahan hati, ekologi, ketamakan, dan dialog antar agama.

Dalam buku ini disisipkan juga tulisan Romo Ferry SW berjudul “Paus Fransiskus Memberi Makna Bagi Gereja Saat Ini” yang merupakan biografi sangat singkat untuk mengenal Paus Fransiskus.

Sebagai editor buku ini, Mathias Hariyadi menutup buku ini dengan menyimpulkan bahwa persona Paus Fransiskus adalah menyatunya kata dengan perbuatan yang pengaruhnya jauh melewati tembok Vatikan.

Anton Sinaga, Pembimas Katolik Kanwil Kemenag DKI Jakarta, menutup buku ini dengan mengajak pembaca buku ini bergerak untuk keluar dari altar dan semakin terlibat di “pasar” atau dunia nyata.

Romo Elis Handoko SCJ, master Komunikasi Sosial alumnus Universitas Gregoriana dan Direktur Penerbit Rumah Dehonian, adalah penulis yang sangat produktif. Ia sudah menerbitkan belasan atau puluhan buku termasuk Celoteh Paus Fransiskus: Inspirasi Bahagia Kita (2018).

Sosok Paus yang menerima, mengasihi,dan mengampuni

Kali ini Romo Elis Handoko SCJ menerbitkan buku Paus Fransiskus: Menerima, Mengasihi, Mengampuni yang Memartabatkan (2024) yang berisi 6 bab yaitu Jalan Belas Kasih, Jalan Kebijaksanaan, Jalan Bahagia, Jalan Memartabatkan, Jalan Pertobatan, dan Jalan Damai.

Dengan 101 tulisan, Romo Elis Handoko SCJ ingin mengajak pembaca untuk mempelajari cara berpikir, cara merasa, dan cara bertindak Paus Fransiskus yang dilandasi kasih yang ditunjukkan dengan lemah lembut dan rendah hati, namun tegas dan lugas.

Romo Elis Handoko SCJ berharap pembaca akan belajar dari Paus Fransiskus untuk semakin menerima, mengasihi, dan mengampuni yang memartabatkan.

Group Kompas Gramedia yang sangat terlibat dalam kepanitian kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia sudah mencetak ulang tiga buku Paus Fransiskus yaitu Manusia Pendoa terjemahan buku Mario Escobar, Paus dari Dunia Baru terjemahan buku Andrea Tornielli, dan Mari Bermimpi: Jalan Menuju Masa Depan yang Lebih Baik terjemahan buku Austen Ivereigh.

Kali ini, Penerbit Buku Kompas tidak menerbitkan buku terjemahan, melainkan menerbitkan empat buku karya penulis Indonesia. Selain buku St. Sularto dan Romo T. Krispurwana Cahyadi SJ berjudul Benvenuto Papa Francesco: Sang Reformer Pesan dan Kesaksian (2024), Penerbit Buku Kompas juga menerbitkan tiga buku lainnya yaitu:

  • Dari Vatikan ke Indonesia: Jejak Kunjungan Paus di Indonesia (2024)
  • Miserando Atque Eligendo: Terobosan, Kegelisahan, dan Peziarahan Paus Fransiskus (2024).
  • Salve Peregrinas Spei (Salam Bagimu Sang Peziarah Harapan) Tokoh Muslim Indonesia dan Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus (2024).

Buku Dari Vatikan ke Indonesia: Jejak Kunjungan Paus di Indonesia merupakan Seri Arsip Kompas dan disusun oleh Martinus Danang Pratama Wicaksana.

RBE Agung Nugroho memberi kata pengantar berisi catatan mengenai hubungan Indonesia dengan Vatikan yang sudah berlangsung sejak tahun 1947 termasuk catatan nama-nama semua Dubes RI untuk Vatikan dan Nunsius Apostolik Vatikan untuk Indonesia sejak awal sampai sekarang.

Buku ini berisi 3 bab yaitu tentang kunjungan Paus Paulus VI ke Indonesia tahun 1970 yang berisi tujuh tulisan, kunjungan Paus Yohanes Paulus II tahun 1989 berisi 9 tulisan, dan kunjungan Paus Fransiskus tahun 2024 yang berisi 8 tulisan.

Saya jadi ingat bahwa Dubes RI untuk Tahta Suci Vatikan Antonius Agus Sriyono yang bertugas di Vatikan 2016-2020 adalah pihak yang pertama mempunyai cita-cita ingin menghadirkan Paus Fransiskus datang ke Indonesia. Cita-cita itu tidak jadi terwujud karena terhalang pandemi Covid-19.

Sekarang cita-cita Pak Agus Sriyono terwujud. Pak Agus Sriyono juga mempunyai cita-cita untuk menghadirkan Presiden Joko Widodo ke Vatikan yang sampai saat ini belum terwujud.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkunjung ke Vatikan bersama keluarga sesudah tidak menjabat sebagai Presiden RI lagi sehingga bukan merupakan kunjungan kenegaraan. Presiden Megawati Soekarnoputri berkunjung ke Vatikan dan berjumpa Paus Fransiskus dalam konteks hubungan antar umat beragama yang diinspirasi Dokumen Abu Dhabi.

Buku Miserando Atque Eligendo: Terobosan, Kegelisahan, dan Peziarahan Paus Fransiskus yang diedit oleh Clara RP Ajisuksmo, Mikhael Dua, dan Romo Thomas Ulun Ismoyo. Sesudah sambutan Kardinal Ignatius Suharyo dan Rektor Unversitas Katolik Atma Jaya Jakarta Prof. Dr. dr. Yuda Taruna Sp.S(K), buku ini berisi 16 tulisan para dosen Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta. Sebenarnya Bu Clara RP Ajisuksmo sempat mengajak dosen-dosen universitas anggota APTIK lainnya untuk juga ikut menulis.

Tema-tema tulisan dalam buku ini adalah:

  • Keluarga Sumber Sukacita di Era Informasi dan Teknologi: Clara RP Ajisuksmo dan Yohana Ratrin Hestyanti.
  • Pemikiran Paus Fransiskus Tentang Martabat Kaum Marginal: Clara RP Ajisuksmo.
  • Membangun Persaudaraan Sejati: Pesan Moral Kunjungan Sri Paus ke Indonesia: Kasdin Sihotang.
  • Pemikiran Dialogis dan Kolaboratif Paus Fransiskus Menguatkan Nilai Harmoni dan Perdamaian Dunia: Kanisius Komsiah Dadi.
  • Seabad IFCU: Pesan Moral Paus Fransiskus dalam Konteks Pendidikan Tinggi: Yuda Turana, Panggilan sebagai Pendidik: Tidak Hanya Peran, Tapi Butuh Hati:Juliana Murniati.
  • Yesus di Hati Para Pendidik Katolik: Theresia Vita Prodeita.
  • Paus Fransiskus, Transformasi Sosial dan Peran Perguruan Tinggi: Agustinus Prasetyantoko. Pemikiran Paus Fransiskus dan Lingkungan: Yasinta Ratna Esti Wulandari.
  • Masa Depan Manusia dan Ekosistem Bumi, Tanggungjawab Bersama: Rodemeus Ristyantoro. Dialog Ekologis: Perubahan Konsep, Aksi, dan Spiritualitas: Mikhael Dua.
  • Paus  Fransiskus, Komunikasi dan Media: Sebuah Refleksi: Dorien Kartikawangi.
  • Dunia Digital Orang Muda: Menjadi Leader atau Followers?: Lisa Esti Puji Kristanti
  • Wah, Kreatif Sekali : Lukas.
  • Reorganisasi Kuria Roma: Belajar Tata Kelola Gereja dari Paus Fransiskus: Thomas Ulun Ismoyo.
  • Gereja dan Negara: Refleksi atas Tantangan Masyarakat Indonesia dan Pancasila Suatu Pendekatan Sosiologis: Francisia SS Eri Seda.

Dari sudut tema, buku ini mengulas tema keluarga (1), kaum marginal (1), persaudaraan sejati (2), pendidikan tinggi dan pendidikan (5), lingkungan hidup (3), media (3), organisasi Gereja (1), serta hubungan Gereja dan negara (1).

Tentu saja tema pendidikan tinggi dan pendidikan paling banyak ditulis yaitu dengan lima tulisan. Tema lingkungan hidup dan media masing-masing tiga tulisan.

Yang menarik adalah untuk menulis di buku ini artinya para dosen Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta harus membaca dan mempelajari berbagai dokumen Paus Fransiskus dan menanggapinya dalam konteks Indonesia. Tentu saja masih ada banyak tema seperti pengungsi, perang, LGBT, perdamaian dunia, perdagangan orang, difabilitas, sinodalitas, dan lain-lain yang menggambarkan betapa luasnya gagasan dan peran Paus Fransiskus bagi Gereja dan dunia.

Semoga Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta dan juga berbagai perguruan tinggi Katolik lainnya di Indonesia tidak hanya berhenti menulis sebelum kunjungan Paus Fransiskus.

Sangat diharapkan, sesudah kunjungan Paus Fransiskus, perguruan-perguruan tinggi Katolik di Indonesia -baik yang sudah tergabung dalam APTIK (Asosiasi Peguruan Tinggi Katolik), PPAVI (Perkumpulan Pimpinan Akademika Vokasi Indonesia), dan PERPETAKI (Perhimpunan Perguruan Tinggi Agama Katolik Indonesia) serta asosiasi lain dan bahkanyang atau belum menjadi anggota salah satu asosiasi perguruan tinggi Katolik di Indonesia terus mempelajari berbagai gagasan Paus Fransiskus dan Gereja pada umumnya. Untuk diimplementasikan di perguruan tinggi Katolik, Gereja Katolik Indonesia, dan untuk masyarakat Indonesia.

Buku kumpulan tulisan para tokoh muslim Indonesia berjudul “Salve, Peregrinans Spei – Tokoh Muslim Indonesia dan Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus. (Penerbit Buku Kompas)

Buku Salve Peregrinas Spei (Salam Bagimu Sang Peziarah Harapan: Tokoh Muslim Indonesia dan Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus diedit oleh Willem L. Turpijn dan Ismatu Ropi. Buku ini berisi 34 tulisan dari 33 tokoh Islam dan dua dosen Universitas Katolik Atma Jaya. Semua tulisan dalam buku ini diterbitkan dalam dua bahasa yaitu Indonesia dan Inggris sehingga bisa dibaca publik yang lebih luas.

Buku ini diberi pengantar oleh Ketua KWI Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC dan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Umar.

Para penulis tokoh Muslim dalam buku ini adalah Komaruddin Hidayat, M. Amin Abdullah, Ulil Abshar-Abdalla, Siti Ruhaini Dzuhayatin, Media Zainul Bahri, Miftah Rakhmat, Allissa Wahid, Ahmad Najib Burhani, Asep Saepudin Jahar, Al Makin, Ayu Kartika Dewi, Jamhari Karuf, Musdah Mulia, Mulyono, Husein Ja’far Al Hadar, Savic Ali, Liew Marcoes, Abdul Mu’ti, Hamdan Zoelva, Ismatu Ropi, Abidin Wakano, Alimatul Qibtiyah, Irfan Amali, Syafiq A.Mughni, Salmah Orbaniyah, Maulana Mirajudin Sahid, Ninik Rahayu, Anis Farikhatin, Dewi Praswida, Aan Rukmana, Laila Nihayati, dan Rian Fahardhi.

Dua dosen Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta yang ikut menulis adalah Clara RP Ajisuksmo dan Mikhael Dua.

Ilustrasi: Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Sheik-Ahmad-el-Tayeb di Abu Dhabi UEA, 4-Februari 2019-by Paul Haring.

Alissa Wahid dalam tulisan berjudul Menumbuhkan Persaudaraan Sekemanusiaan di Bumi Bhinneka Tunggal Ika mengingatkan bahwa Indonesia di tahun 2024 ini mendapat berkat luar biasa melalui kehadiran dua tokoh dan pemimpin agama Tingkat dunia.

Ada Paus Fransiskus pemimpin 1,3 milyar umat Katolik sedunia. Sebelumnya ada Imam Besar Syekh Ahmad Al-Tayyeb dari Uni Emirat Arab yang sekaligus mewakili 1,9 milyar umat Muslim sedunia.

Keduanya mendeklarasikan Dokumen Abu Dhabi pada tanggal 4 Februari 2019 yang kemudian diangkat oleh PBB menjadi Hari Persaudaraan Sekemanusiaan Internasional.

Bagi Alissa Wahid kedatangan kedua tokoh agama terseebut mengajak kita bangsa Indonesia untuk sungguh berjumpa, membangun persaudaraan, dan membangun komitmen bersama untuk merawat rumah kita bersama.

Demikian buku-buku baru yang luar biasa yang semoga membantu kita untuk semakin memahami pemikiran Paus Fransiskus yang ternyata bahkan sangat dihargai oleh saudara-saudara kita yang beragama Muslim.

Semoga kita semakin terinspirasi dan kemudian mengikuti teladan Paus Fransiskus untuk membangun persaudaraan sejati dalam merawat rumah kita bersama.

Selamat membaca.

Baca juga: Sambut Paus Fransiskus: Ditjen Bimas Katolik dan PERPETAKI Gelar Lomba Karya Tulis (5)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here