Jembatan Gantung

0
30 views
Jembatan gantung. (Eko Wahyono)

BEBERAPA hari terakhir, saya berjalan-jalan keliling Desa Manggisan. Mencoba menyusuri ulang rute yang dikenal 20 p tahun lalu. Ditambah beberapa rute baru yang tak pernah dijelajahi.

Desa ini dilewati lebih dari lima aliran sungai. Memisahkan dusun satu dengan dusun lain; kampung satu dengan kampung lain.

Jembatan gantung umum dijumpai di atas anak sungai. Jembatan itu dibuat dari bambu sebagai bahan utama. Mudah didapat dan tumbuh subur di dekat lokasi jembatan.

Tali ijuk dan karet dipakai untuk mengikat sambungan dan melekatkan satu bagian dengan bagian lain. Besi seukuran ibu ibu jari dipakai untuk menjadi penguat bambu penyangga jembatan. Tapi juga dipakai untuk mengikat lantai yang terbuat dari potongan bambu.

Semua tidak dibuat dengan sistem knock down atau plug and play. Tinggal pasang dan jadi. Semua dibuat satu demi satu, siji mbaka siji.

Disambung, didekatkan, ditumpuk, dan diikat. Bila ikatan lepas, pasti bubar, ambyar.

Jembatan gantung menghubungkan daerah yang terpisah. Ia menyatukan, tidak memisahkan.

Scite, ketahuilah, bapak tua dari Buenos Aires dikenal sebagai pontifex maximus, pembangun jembatan yang agung. Kamu dan aku, mungkin cuma sepotong alas jembatan yang menopang kaki-kaki pelintas.

11.09.2024. bm-1982. ac eko wahyono

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here