“Yes, God wishes to breathe forth himself through us.“
“Here I am…”
PADA tahun 2027 yang akan datang, Tarekat Fransiskan Misionaris Maria (FMM) akan merayakan 150 tahun berdirinya tarekat.
Ibu Pendiri FMM, Beata Marie de la Passion pernah berkata: “Jika Tarekat ini karyaku, ia akan mati bersamaku. Namun jika Tarekat adalah karya Tuhan, ia akan tetap hidup.”
5.000-an anggota FMM
Keberadaan Tarekat yang mampu bertahan hingga saat ini membuktikan bahwa Tarekat ini adalah sungguh karya Tuhan. Saat ini ada sekitar 5.000 Suster FMM di seluruh dunia. Mereka berkarya dan melayani di 71 negara di lima benua.
Di Indonesia komunitas-komunitas FMM tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Flores. Sekolah Regina Pacis di Jakarta, Bogor, Baubau, Bajawa, RS Teresia di Jambi – semua itu merupakan beberapa karya pelayanan yang dianugerahkan Tuhan kepada para Suster FMM. Untuk melanjutkan misi yang diwariskan oleh Ibu Pendiri Marie de la Passion: menghadirkan Yesus bagi dunia dan sesama.
Kembali ke akar dasar sejarah
Untuk memasuki tonggak sejarah yang signifikan ini, para Suster FMM bersama-sama berkehendak untuk kembali ke kharisma asali. Juga ingin menghidupkan kembali komitmen awal untuk menghayatinya dengan penuh antusias dan semangat.
Ini sesuai dengan ajakan dari Paus Fransiskus:
“The founders are our roots, not so that we can follow them in any way, but so that it will bear fruit. To return to the beginnings… of our Institutes is to go to that root to drink from it, as from a fountain, and to be able to respond in a just manner.” (Pope Francis, The strength of Vocation)
Tema perayaan yubelium
Rangkaian persiapan untuk perayaan 150 tahun FMM dimulai sejak tahun ini; dengan mengambil tema: “Yes, God wishes to breathe forth Himself through us. Here I am.”
Tema ini diambil dari tulisan Marie de la Passion, ketika ia mengalami keputusasaan karena segala macam kekhawatiran. Ia mengalihkan pandangannya dari kekhawatiran dan bebannya dan mengarahkannya ke Cinta Tritunggal. Yang ada dalam ciptaan, dalam diri manusia, dalam aktivitas, dalam sejarah.
Kemudian, ia mengembalikan segalanya kepada Tuhan. Tulisan ini menjadi sebuah ajakan bagi setiap Suster FMM untuk berpaling kepada orang lain agar dapat mendengarkan nafas Tuhan yang selalu bekerja di dalam setiap pribadi.
Misionaris Maria, Tarekat Misonaris lahir India
Tarekat FMM didirikan tanggal 6 Januari 1877 di Ootacamund, India, oleh Hélène de Chappotin yang dikenal dengan nama religiusnya Marie de la Passion.
Ia lahir di Nantes, Prancis tanggal 21 Mei 1839. Di masa-masa awal berdirinya Tarekat, Marie de la Passion dan para susternya hidup dan menderita karena banyak hal. Namun mereka menerima dan menjalaninya dengan sukacita.
Menyadari bahwa Tarekat lahir dari perjuangan, kesulitan, dan tantangan yang tidak mudah, maka para Suster FMM merasa bertanggungjawab menjaga warisan berharga ini. Dengan menjadi semakin berakar kuat dalam kharisma Ibu Pendiri dan menghidupinya dengan setia dan sukacita setiap hari.
Dari Misionaris Maria menjadi Fransiskan Misionaris Maria
“Saya telah menemukan jalan kembali ke St. Fransiskus… Semangat St. Fransiskus sungguh merupakan jalanku.”
Tanggal 4 Oktober 1882 dan pada peringatan 700 tahun kelahiran St. Fransiskus Asisi, Marie de la Passion diterima dalam Ordo Ketiga Regular. Anugerah ini dikukuhkan dengan pemberian mantol oleh Pater Bernadino Portogruaro, Minister General OFM kepada Tarekat FMM.
Dalam suratnya kepada Marie de la Passion dan puteri-puterinya tanggal 6 Januari 1886, Pater Bernadiono menyatakan demikian:
“Lihatlah, mantol ini, simbol perlindungan yang akan selalu diberikan oleh Bapa kita St. Fransiskus dan putera-puteranya kepada para Fransiskan Misionaris Maria. Inilah mantol yang dibawahnya para Misionaris Maria akan selalu mempunyai hak untuk bernaung di dalamnya.”
Marie de la Passion dalam perjuangannya di masa-masa awal pendirian Tarekat mendapat perlindungan dan dukungan di bawah mantol Fransiskus.
Dalam persiapan rohani ini, para Suster FMM mengenang kembali dan mensyukuri anugerah pemberian mantol ini. Anugerah yang memberi kekuatanm namun juga membawa konsekuensi untuk semakin meneladani St. Fransiskus, seperti yang diharapkan oleh Marie de la Passion:
“… Marilah kita mengingat nasihat dari Pater General kita: Bahwa ketika jumlah kita bertambah, kita harus mengurangi penilaian kita sendiri, sehingga menjadi cukup kecil untuk menemukan tempat di bawah mantol serafik yang terberkati.”
Sr. Andriana FMM – Komunitas Emaus Bogor