Dua Macam Orang Sakit

0
24 views
Ilustrasi - Kesepian dan sendirian saat sakit. (Ist)

PADA hari pesta Santo Matius, rasul dan pengarang Injil, kita membaca kisah tentang Yesus yang memanggil Matius (Matius 9:9-13). Respon Matius terhadap panggilan itu amat menarik ketika dibandingkan dengan sikap orang-orang Farisi.

Mereka itu berkata, “Mengapa gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” (Matius 9:11). Yesus menjawab, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit” (Matius 9:12).

Kisah ini menampilkan dua orang sakit. Yang pertama menolak dokter dan tetap sakit. Yang kedua menyambut dokter dan disembuhkan.

Orang-orang Farisi itu sakit, karena merasa dirinya benar, lalu mengadili orang lain. Mereka mengadili Matius dan Yesus, karena menganggap Matius sebagai pendosa dan Yesus sahabatnya. Mereka sendiri tidak bertobat dan menyambut Yesus. Karena mereka tetap sakit dan dalam dosanya (Yohanes 9:41).

Matius berbeda dari mereka. Mendengar Yesus bersabda ‘Ikutlah Aku” berdirilah dia mengikuti Yesus (Matius 9:10). Lebih dari itu, Matius mengundang Yesus makan di rumahnya (Matius 9:10). Artinya, Matius menganggap Yesus sebagai sahabatnya.

Matius itu memang pemungut cukai dan orang berdosa (Matius 9:11). Namun, dia menyadari dosanya dan mau mengikuti Yesus.

Dia tidak menemukan ketenangan dan rasa puas dalam apa yang dilakukannya. Dia juga tidak menemukan kebahagiaan dalam uang yang dimiliki dari memungut pajak. Karena menyadari sakit rohaninya itu, dia mengikuti Yesus.

Apakah kita menyadari penyakit rohani kita? Apakah kita melihat dosa-dosa kita dan mau datang kepada Yesus untuk disembuhkan? Jadi, kita termasuk orang Farisi atau Matius?

Sabtu, 21 September 2024
Pesta Santo Matius, Rasul dan Pengarang Injil
HWDSF

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here