Ketelanjangan Ayub

0
0 views
Nabi Ayub. (Ist)

BACAAN Pertama

Bacaan pertama dalam misa hari ini (Ayub 1:6-22) menyampaikan pesan mendalam tentang sikap hidup Ayub. Dalam waktu singkat, dia kehilangan segala miliknya (Ayub 1:13-19). Dari orang yang amat kaya dia menjadi miskin sama sekali.

Mengagumkan, respon Ayub terhadap rangkaian peristiwa yang merampas hartanya itu. Dia berkata, “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang pula aku akan kembali ke dalamnya. Tuhanlah yang memberi, Tuhanlah yang mengambil, terpujilah nama Tuhan” (Ayub 1:21).

Ayub tidak berbicara tentang ketelanjangan badan, melainkan ketelanjangan rohani. Yang kedua ini jauh lebih penting daripada yang pertama dan memerlukan kematangan yang luar biasa mendalam.

Pertama, Ayub yakin bahwa semua harta miliknya itu milik Tuhan. Dia memberikan dan mengambil kembali sesuai kehendak-Nya. Kedua, Ayub tidak bersedih saat semua hartanya lenyap dari tangannya. Itu tidak hilang, tetapi kembali kepada pemilik sejatinya. Karena itu, Ayub memuji Tuhan (Ayub 1:21).

Siapakah yang secara rohani begitu dewasa seperti Ayub dan dapat menikmati ketelanjangan rohaninya? Mereka yang menjadi murid-murid Yesus pun tidak mampu.

Injil hari ini (Lukas 9:46-50) menampilkan contoh yang amat jelas. Para murid itu mempertengkarkan tentang siapa yang terbesar di antara mereka (Lukas 9:46). Bukankah itu tanda kelekatan rohani yang amat kuat?

Apa yang dapat kita renungkan dari bacaan-bacaan hari ini?

Pertama, pemberian Tuhan itu bermanfaat dan membahagiakan. Tetapi kelekatan pada pemberian itu membelenggu dan menyengsarakan. Kedua, orang bisa melekat pada harta material dan atau spiritual. Misalnya, lekat pada devosi-devosi keagamaan seakan-akan devosi itu yang menyelamatkan hidupnya.

Walau kitab Ayub ditulis pada abad keempat sebelum Masehi, pesannya masih amat relevan hingga saat ini. Ayub mengajarkan betapa pentingnya hidup dalam iman kepada Tuhan dan lepas dari harta kekayaan.

Apakah kita berani meneladan ketelanjangan Ayub?

Senin, 30 September 2024
Peringatan Santo Hironimus, Imam dan Pujangga Gereja
HWDSF

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here