Paus Benedictus XVI Mundur: Kardinal Julius Darmaatmadja SJ Putuskan tak Berangkat ke Konklaf (15)

0
6,491 views

Kardinal Julius Darmaatmadja SJ senyumMENGAGETKAN memang, tapi ya apa boleh buat.

Karena kesehatan mata beliau, maka Kardinal Julius Darmaatmadja SJ yang kini berusia 77 tahun memutuskan tidak akan berangkat ke Vatikan memenuhi undangan Tahta Suci untuk  Konklaf.

“Saya sudah mengundurkan diri sejak dua tahun lalu. Dan sekarang kesehatan saya makin menurun, terutama mata menjadi susah melihat,” kata beliau membuka wawancara melalui jaringan telepon ke selular pribadinya.

“Saya merasa diri sudah tidak wangun (pantas) pergi ke sana (Konklaf),” tandas mantan Uskup Agung Jakarta dan Uskup Agung Semarang ini mengenai keputusan pribadinya tidak akan melawat ke Vatikan untuk Konklaf.

Saat ini, sejak mundur dari jabatannya sebagai Uskup Agung Jakarta tahun 2010, Kardinal Julius Riyadi Darmaatmadja SJ sekarang ini mengisi hari-hari pensiunnya di Wisma Emmaus Girisonta, Karangjati, Ungaran Selatan, Semarang.

Setelah hampir 26 tahun “meniti karir’ sebagai Uskup Agung di Diosis Semarang dan Jakarta dan seakan-akan “keluar barisan” dari keanggotannya sebagai seorang Jesuit, maka di masa purna bhaktinya ini Kardinal mendapat tugas khusus dari Ordo Serikat Jesus atas dua hal penting yakni mendoakan SJ dan Gereja Katolik Semesta.

Adalah lazim bagi para Jesuit sepuh lainnya di seluruh dunia yakni bila sudah memasuki masa purna bakti maka tugasnya sebagai Jesuit hanya satu: berdoa, berdoa, dan sekali lagi berdoa. Intensi doanya jelas yakni demi Gereja Semesta dan demi Serikat Jesus.

Dan itulah hari-hari kini yang dijalani Kardinal Julius Riyadi Darmaatmadja SJ.

Kardinal Julius dan Mgr Pujasumarta Pr kala mudaMohon maaf

Informasi internal kiriman Romo Greg Soetomo SJ dari Majalah Hidup yang diterima Redaksi Sesawi.Net semakin mempertegas keputusan Kardinal Julius Darmaatmadja SJ untuk tidak ke Vatikan. Saat bertemu pribadi dengan Kardinal di Wisma Emmaus Girisonta tanggal 15 Februari yang lalu, Romo Greg bertanya apakah beliau akan ke Vatikan untuk Konklaf.

Dengan intonasi yang tenang, Romo Kardinal menjawab, “Saya tidak berangkat. Kondisi mata saya tidak memungkinkan saya bisa terlibat dengan baik di sana”.

Begitu tulisan Romo Greg sebagaimana diterima Redaksi Sesawi.Net, Rabu (20/2) malam.

Saya mengutip tulisan Romo Greg di Majalah Hidup edisi terakhir.

Tulis romo Jesuit asal Purwokerto ini  kemudian: maka Kardinal lalu memperlihatkan kepada Romo Greg Soetomo SJ  sebuah teks misa dengan huruf besar (font 22) di meja kerjanya.

Kepada Romo Greg, Kardinal Julius  juga lalu menunjukkan bagaimana dia biasanya -membaca koran dan buku dengan menggunakan overhead projector, yang memantulkan dan memperbesar huruf dan bacaan.

Secepatnya dia akan mengirimkan surat pemberitahuan ketidakhadirannya ini ke Vatikan.

“Mohon jangan salah paham kalau orang-orang melihat saya nampak masih gagah bisa berjalan dan pergi kesana-kemari. Persoalannya bukan itu. Konklaf akan menuntut kerja mata untuk membaca teks, bahan, aturan dan sebagainya. Padahal tidak boleh ada pendamping siapapun untuk membantu saya dalam ruang konklaf,” tulis Romo Greg dalam Majalah Hidup.

Apa perasaan Romo Kardinal yang spontan muncul mendengar Paus mengundurkan diri?.Begitu pertanyaan Romo Greg berikutnya.

“Saya bisa memahami keputusan beliau. Karena pengalaman itu pula yang saya alami sekian tahun lalu ketika saya menjabat Uskup. Kekuatan saya menurun. Kemampuan mata untuk membaca melemah. Padahal tugas saya pada waktu itu sebagai Uskup Agung Jakarta menuntut kekuatan, kecepatan dan kelincahan.”

Romo Kardinal mengungkapkan bahwa dia sebenarnya sangat senang bisa berangkat ke Vatikan untuk berperan-serta dalam pemilihan Paus. Tetapi dengan kondisi tadi, dia memutuskan untuk tidak hadir.

“Untuk hal ini, saya sungguh meminta maaf pada Gereja Katolik di Indonesia bahwa saya tidak bisa mewakili dalam peristiwa yang sangat penting ini”.

Sakit mata serius

Ingatan Sesawi.Net kembali ke tahun 1988-an, ketika Kardinal masih menjabat Uskup Agung Semarang dan waktu itu belum mendapat gelar kehormatan sebagai kardinal dari Tahta Suci.  Baru beberapa tahun lamanya menjabat Uskup Semarang, kabar internal dari lingkungan SJ menyebutkan bahwa Mgr. Julius mengalami sakit serius pada syaraf mata.

Untuk itu, segera dilakukan check menyeluruh atas kondisi daya kemampuan melihatnya di salah RS khusus mata terkenal di Jakarta.

Nah, atas saran seorang Jesuit yang memiliki jaringan pertemanan dan koneksi di luar negeri, akhirnya Mgr. Julius berangkat ke Massachussetts, AS, untuk melakukan pemeriksaan dan sejauh bisa diingat barangkali juga melakukan operasi mata di sana.

Hasilnya lebih baik. Semula yang pernah diperkirakan akan mengalami kebutaan, nyatanya beberapa tahun berselang kemudian beliau masih berkarya total sebagai Uskup Agung Semarang selama 13 tahun dan kemudian 13 tahun lagi sebagai Uskup Agung Jakarta.

Photo credit:

  • Sebuah foto album lama memperlihatkan Kardinal Julius Riyadi Darmaatmadja SJ ketika masih menjabat Uskup Agung Semarang tahun 1986-an  hadir pada tahbisan Romo Warna Sunu Pr. Ikut terjepret dalam foto lama ini adalah (waktu itu) Romo Yohannes Pujasumarta Pr selaku Pastur Kepala Paroki Ganjuran Yogyakarta dan kini Uskup Agung Semarang (Ist);
  • Kardinal Julius Darmaatmadja SJ dalam sebuah acara misa ritual Jawa di Gereja Ganjuran, Bantul, Yogyakarta (Romo Noegroho Agoeng Pr, Komsos KAS)

Sumber: Wawancara telepon dengan Kardinal dan sumbangan artikel dari Romo Greg Soetomo dalam Majalah Hidup edisi terakhir.

Artikel terkait:

 

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here