Manusia yang Terbatas

0
8 views
Santo Fransiskus Asisi
  • Bacaan 1: Ayb 38:1.12-21
  • Injil: Luk 10:13-16

Berbicara mengenai alam semesta, masih banyak yang tidak bisa dipahami manusia. Apalagi memahami Sang Penciptanya, yaitu Allah.

Dalam permenungannya, Ayub bertanya kepada Allah atas segala yang ia alami. Pastinya, kehilangan segala sesuatu dalam sekejap sama seperti yang dialami Ayub, sungguh sangat tidak mudah.

Dalam badai, Allah menjawab ketidakpahaman atas apa yang dialaminya. Dalam jawaban-Nya itu, Allah menunjukkan segala kebijaksanaan, kemahakuasaan dan keabadian yang tak terbantahkan oleh Ayub.

Allah itu terlalu sempurna bagi manusia.

Sehingga sepantasnya manusia tidak bisa sombong. Sebab kemampuan manusia sungguh sangat terbatas. Jangan berlaku seperti orang-orang di Khorazim, Betsaida dan Kapernaum.

Mereka sering menyaksikan mukjizat-Nya namun terlalu bebal untuk percaya pada keilahian Tuhan Yesus. Tidak mau bertobat dan mengubah sikapnya. Perilakunya itu bahkan dibandingkan dengan warga Tirus dan Sidon yang merupakan daerah orang tidak mengenal Tuhan.

Jika mukjizat-mukjizat-Nya terjadi di kedua kota kafir itu, Tuhan yakin Tirus dan Sidon akan percaya dan bertobat menjadi beriman.

Hal ini dikatakan-Nya saat akan mengutus ketujuh puluh murid-Nya untuk mewartakan Kerajaan Allah yang sudah semakin dekat, yaitu kehadiran Tuhan Yesus di dunia. Bahwa sangat penting untuk mendengarkan pewartaan para murid itu sebab mereka mewakili yang mengutusnya, yaitu Tuhan Yesus dan Allah Bapa.

“Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.”

Hari ini Gereja Katolik juga merayakan pesta orang kudus, Santo Fransiskus Asisi.

Anak seorang kaya raya, hidup hedon (mewah dan foya-foya) dan menjadi prajurit. Dalam peperangan antara Asisi – Perugia, ia tertangkap dan dipenjara yang lalu mengubah hidupnya. Pengalaman pahit dipenjara menjadi awal kehidupannya yang baru, dari kehidupan hedon menjadi orang yang sangat sederhana, miskin, meluangkan banyak waktunya untuk berdoa di gereja, mengunjungi orang-orang di penjara dan melayani orang-orang miskin dan sakit.

Pesan hari ini

Sadari keterbatasan manusia, mari dengan rendah hati mengakui kemahakuasaan serta kebijaksanaan Allah sama seperti pernyataan-Nya kepada Ayub.

Jangan sombong dan arogan seperti Khorazim, Betsaida dan Kapernaum.

Dengan kemahakuasaan-Nya, Tuhan sangat mampu mentransformasikan dirimu sama seperti yang dilakukan-Nya kepada Santo Fransiskus Asisi. “Orang sombong merasa kebenaran hanya miliknya sehingga sulit menerima pendapat yang lain.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here