Melawan Bidaah Kekristenan

0
8 views
Bunda Maria Ratu Rosari
  • Bacaan 1: Gal 1:6-12
  • Injil: Luk 10:25-37

Pada akhir abad ke-12 dan awal abad ke-13, muncul aliran Albigensis yang berkembang di Albi, Languedoc, Perancis Selatan. Aliran ini mengajarkan dualism yang dianggap bidaah, sehingga dikutuk oleh Gereja Katolik Roma.

Fenomena itu menyedihkan Santo Dominikus yang kemudian mendorong umat katolik untuk berdoa Rosario. Ia mohon bantuan Bunda Maria, yang kemudian memintanya untuk menyebarluaskan devosi kepada Rosario Suci.

Melalui pertolongan Bunda Maria dalam proses Inkuisisi (Pengadilan Bidaah) Gereja Katolik, Santo Dominikus bersama Ordo Pengkhotbah yang dibentuknya membinasakan aliran Albigensia itu.

Seorang Paus Dominikan (Ordo Pengkhotbah), Paus Pius V mengungkapkan rasa syukur pada Bunda Maria atas kemenangan pasukan Kristen saat perang melawan pasukan Turki di Lepanto pada tanggal 7 Oktober 1571.

Beliau kemudian menetapkan tanggal tersebut sebagai perayaan wajib Santa Perawan Maria, Ratu Rosari, yang hari ini dirayakan oleh Gereja Katolik.

Jauh sebelumnya pada tahun 50-an, aliran bidaah juga muncul di Galatia yag mengacaukan iman kristiani jemaat disana. Hal ini membuat Rasul Paulus sebagai pendiri jemaat marah besar.

“Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.”

Bagi Rasul Paulus, orang yang mengacaukan iman sejati adalah terkutuk.

Dalam injil hari ini, Tuhan Yesus meluruskan pemahaman tentang arti “sesama”.

Bagi orang Yahudi, “sesama” adalah sama-sama orang Yahudi. Yesus memperluas pemahaman “sesama” itu, adalah mereka (siapa saja) yang mau berbuat kasih kepada siapa saja, tak pandang bulu siapakah dia dari golongan apa dan apa agamanya.

Maklum, orang Samaria meski ada darah Yahudi namun tidak dianggap sebagai Yahudi karena sudah “blasteran” (tidak murni Yahudi). Orang Samaria dalam perumpamaan itu diperbandingkan dengan dua orang Yahudi yaitu imam dan orang Lewi.

Namun kedua Yahudi tersebut, justru tidak mau mendahulukan menolong orang yang celaka itu. Sedangkan orang Samaria, menolongnya habis-habisan tanpa peduli.

“Pergilah, dan perbuatlah demikian!” sabda-Nya.

Pesan hari ini

Jangan lekas berbalik dan murtad, karena kamu adalah “pilihan Kristus”.

“Kitab Suci Katolik” ditulis oleh orang-orang terpilih dengan inspirasi dari Roh Kudus. Jadi bukan dari inspirasi manusia. “Kebenaran meski keras dapat diraih namun kebohongan akan menghancurkan jiwamu.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here