Salah Menilai

0
4 views
Ilustrasi - Menilai orang lain by Ist

Selasa, 15 Oktober 2024

Perayaan Wajib St. Teresia Avila

  • Gal. 4:31b-5:6.
  • Mzm. 119:41.43.44.45.47.48.
  • Luk. 11:37-41

SETIAP kesan yang ditinggalkan oleh seseorang pasti dinilai dari penampilannya terlebih dahulu.

Dengan melihat penampilan yang memukau orang langsung merasa terkesan dan tertarik bahkan memuji penampilan itu. Sebaliknya jika kesan yang ditinggalkan buruk maka orang menggerutu, mengutuki dan menertawakan hal itu.

Kita sering menghakimi orang di sekitar kita karena melihat suatu kesalahan kecil yang ia tunjukkan. Kita bahkan tidak memperhitungkan segala perbuatan baik yang telah ia lakukan.

Saat kita melihat orang yang berpakaian kusut dan kotor kita menjauhi mereka karena takut ditulari virus. Kita cepat menjauhi teman yang mengalami masalah karena takut akan dilibatkan dalam masalahnya.

“Aku dikelabui oleh karyawanku,” kata seorang ibu.

“Dia sudah bekerja di tempatku cukup lama, saya sudah percaya padanya, namun dia tega berbuat tidak baik bagi kami.

Selama ini banyak hal saya percayakan padanya, tapi ternyata dia bekerja sama dengan karyawan lain untuk mencari untung bagi mereka sendiri.

Gaya bicara dan sikapnya sangat baik dan santun tetapi hatinya tidak sesuai dengan kata dan sikapnya.

Aku telah salah menilai dia selama ini.,” ujarnya

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Tetapi Tuhan berkata kepadanya: Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan.

Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam?”

Dalam bacaan Injil, Santo Lukas mengisahkan bagaimana Tuhan Yesus mengecam orang Farisi dan para Ahli Taurat.

Yesus mengecam mereka pada saat Ia menghadiri perjamuan makan di rumah seorang Farisi. Di sana Yesus menunjukkan bahwa menilai penampilan tidak penting. Yang terpenting ialah hati yang murni.

Yesus makan di rumah orang Farisi itu tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Orang Farisi yang hadir di situ merasa heran karena seorang Guru yang terkenal ini tidak taat pada tradisi yang berlaku yakni mencuci tangan sebelum makan.

Yesus mengetahui isi pikiran mereka dan mulai berbicara dengan tegas sampai penginjil mengatakan bahwa Yesus mengecam kebiasaan para Farisi dan Ahli Taurat itu.

Tampak Yesus mau meluruskan jalan pikiran mereka yang hanya memperhatikaan aspek luaran saja.

Hari ini, Tuhan Yesus mengecam kita dengan keras karena segala perbuatan kita itu. Kita seharusnya bertindak seperti Tuhan yang lemah lembut dan rendah Hati.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku menilai orang dari luaran saja?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here