Menulis Esai Rohani

0
11 views
Para peserta lokakarya Penulisan Esai Rohani di Unika Widya Karya Malang, Oktober 2024. (Panitia)

UNIVERSITAS Katolik Widya Karya Malang (UKWK) melalui Fakultas Ekonomi dan Bisnis menyelenggarakan pelatihan menulis Esai Rohani. Acara dibuka oleh Rektor UKWK Frater Dr. Montfort BHK pagi hari dan baru berakhir pukul 13.00 WIB.

Esai Rohani adalah tulisan reflektif yang menghubungkan pengalaman pribadi dengan ajaran iman. Dengan tujuan agar dapat:

  • Menyampaikan pengalaman hidup kepada orang lain agar dikuatkan iman.
  • Menginspirasi pembaca untuk merenungkan iman.
  • Menyajikan panduan untuk menjalani kehidupan sesuai nilai-nilai iman kristiani.
Poster agenda kegiatan lokakarya penulisan Esai Rohani di Unika Widya Karya Malang. (UKWK)

Demikian narasumber pelatihan “Esai Rohani” Dr. Tengsoe Tjahjono di Aula UKWK Malang hari Minggu, 6 Oktober 2024. Sesi pelatihan ini diikuti oleh 35 orang yang tergabung dalam Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Malang.

Kerangka “Esai Rohani” bisa dimulai dengan pengantar; dilanjutkan dengan pengalaman jatuh untuk kemudian menimba dari inspirasi Sabda Tuhan.

Proses bangkit dari keterpurukan juga merupakan hal penting untuk diungkapkan, karena sering kali dari sini para pembaca dapat pula mengikutinya untuk ikut melangkah ke arah yang baik; baru kemudian esai rohani diakhiri dengan kesimpulan.

Gunakan bahasa sendiri; bahasa sehari-hari yang digunakan. Tidak perlu takut salah. Karena sekarang kita sedang berlatih maka panjang tulisan disarankan antara 700–1.000 kata.

Perhatikan tanda baca dengan baik. Dan dalam pekan ini harus dapat dihasilkan minimal satu buah esai rohani.

Selamat mencoba menulis

Acara ini dimoderatori Dr. Agustinus Indradi MPd. Ia memberi waktu 20 menit kepada para peserta pelatihan untuk mencoba menulis esai rohani. Setelah waktu yang disediakan untuk menulis habis. Tampilah empat orang, dua pria dan dua perempuan untuk membacakan hasil karya tulisan mereka.

Apa yang telah mereka tulis untuk kemudian dibacakan mendapatkan perhatian serius dari narasumber dalam bentuk komentar pendapat.

Narasumber sesi pelatihan Esai Rohani berama Tengsoe Tjahjono (Panitia)

“Ada yang sudah lancar dalam merangkai kata-kata, namun belum menyertakan Tuhan: Di mana Tuhan? Karena, Tuhan berperan bagi penulis yang bangkit dari keterpurukan”.

Yang lainnya dikomentari demikian: “Dibutuhkan kalimat penjelas dari kata ‘jatuh’ dalam permasalahan. Jangan dibiarkan pembaca mereka-reka sendiri.”

Pesan narasumber kepada para peserta adalah agar terus aktif menulis; menyediakan diri karya mereka diperbaiki, disempurnakan, dan dikumpulkan.

Semua yang hadir harus aktif berkarya dan menulis. Yang tidak hadir tetapi terdaftar sebagai anggota Komunitas Penulis juga harus tetap menulis dan karyanya tetap diserahkan. Dengan demikian, modal untuk menerbitkan buku sudah terkumpul dengan cukup.

Peluncuran buku “Membaca Jejak

90 menit sebelumnya di tempat yang sama dilaksanakan peluncuran buku berjudul Membaca JejakJurnalisme Sastrawi tentang Manusia dan Gereja.

Setidaknya ada 18 penulis anggota Komunitas Deo Gratias yang telah berkarya dalam bentuk karya sastra dengan judul-judul yang berbeda untuk dibukukan dicetak dan dijual.

Peluncuran buku Membaca Jejak dimeriahkan dengan mengundang Romo Daniel Aji, alumnus UKWK FEB Tahun 2024

“Pesan yang saya rasakan dari buku ini adalah: ‘membuat penasaran jejak siapa?, jejak dalam bentuk apa?’. Saya sendiri malu sebagai anggota Deo Gratias dan mempunyai gelar Sarjana Sastra, tetapi tidak/belum ada karya. Saya mengapresiasi para penulis, karena ada konsistensi berkarya berbagi dan berkontribusi. Dengan membaca buku Membaca Jejak, maka ada sisi yang mempesona dan menarik.”

Testimoni dari Daniel Aji Pr, alumnus Unika Widya Karya Malang tentang pengalaman menulis esai rohani. (Panitia)

“Tiga hal berkait antara manusia dan Gereja: Kitab Suci mengisahkan perjumpaan Allah dengan manusia secara konkrit-nyata. Ada karya pastoral dan karya sosial. Serta jejak Allah yang menuntun dan membimbing,” demikian lanjutnya.

Saran lain yang disampaikan adalah agar para penulis sering datang berjumpa untuk saling mendukung menyemangati. Ia juga berpesan agar menyiapkan diri untuk menulis hal-hal yang berkait dengan Gereja Lokal Keuskupan Malang. Utamanya dalam rangka menyambut 100 Tahun Keuskupan Malang pada tahun 2027. “Mari kita semua berkontribusi dengan cara sumbangsih melalui penulisan perjalanan yang telah dilewati. Disertai harapan-harapan yang akan datang untuk Keuskupan Malang,” kata Romo Daniel Aji.

“Pe

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here