Menjadi Saksi Kristus

0
1 views
Kesaksian-Ku kalian tolak, by Anthony van Dyk

Sabtu, 19 Oktober 2024

Ef. 1:15-23.
Mzm. 8:2-3a.4-5.6-7.
Luk. 12:8-12

MENJADI pengikut Kristus dan menjadi kaum minoritas di republik ini tidak selalu mudah.

Tidak sedikit orang yang merasa takut dan tidak percaya diri untuk mengungkapkan iman akan Yesus Kristus di depan publik. Apalagi jika berkaitan dengan jabatan publik, ada orang yang dengan sengaja menyembunyikan indentitasnya sebagai pengikut Kristus.

Namun juga ada orang yang dengan berani menyatakan sikap dan keyakinannya di depan publik meski punya berisik kehilangan jabatan.

“Saya mengenal seorang kepala daerah yang dengan lantang menyatakan diri sebagai pengikut Kristus,” kata seorang sahabat.

“Dia bangga menyebut dan mengakui dirinya sebagai seorang Katolik dalam berbagai kesempatan. Walau disadari secara politis kurang menguntungkan, mengingat penghargaan atas perbedaan iman masih kurang di negara kita ini.”

Ia mengatakan bahwa hal yang memberanikan dirinya adalah karena iman akan Yesus Kristus. “Menurutnya, iman akan menjaga dan menyelamatkannya dari keinginan serta kekuatan jahat entah dari mana pun dan apa pun bentuknya,” ujarnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah.”

Yesus mengingatkan kita bahwa setiap orang yang mengakui Dia di depan orang banyak, Ia juga akan mengakui di depan Bapa-Nya.

Ini adalah panggilan untuk keberanian dalam iman kita. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menghadapi situasi di mana kita harus memilih untuk berdiri teguh di sisi Kristus.

Yesus menekankan bahwa mengakui-Nya di depan orang banyak adalah tanda kesetiaan kita. Maka ada pilihan bagi kita, untuk berbicara atau diam tentang iman kita. Keberanian kita untuk mengakui Kristus adalah bentuk cinta kita kepada-Nya.

Setiap sikap selalu ada risiko yang menyertainya namun Yesus memperingatkan bahwa mereka yang menyangkal-Nya akan ditolak.

Konsekuensi ini membawa kita pada kesadaran bahwa setiap pengorbanan yang kita buat demi nama-Nya akan dibalas dengan berkat yang lebih besar dari Bapa di surga.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku berani menyatakan imanku dengan kata dan perbuatan di depan banyak orang?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here