Puncta 22 Oktober 2024
Selasa Biasa XXIX
Lukas 12: 35-38
CARA kreatif tapi sedikit nakal dilakukan para siswi menyambut kedatangan guru Bahasa Jerman di kelas. Waktu itu ada pelajaran Bahasa Jerman di SMA Stella Duce Yogyakarta. Para murid yang semuanya adalah perempuan punya ide nakal.
Mereka sengaja menyambut ibu guru yang akan masuk kelas dengan pura-pura tidur di kursinya masing-masing. Sambil menutup mata seperti orang tidur, mereka menyandarkan tubuhnya di kursi.
Disambut dengan cara yang kompak tapi nakal itu, bu guru Jerman ini tidak marah. Ia masuk ke kelas dengan tenang. Ia kemudian berdiri di depan kelas dan kemudian menyanyikan sebuah lagu dalam Bahasa Jerman.
Lagu itu berjudul, “Näher, mein Gott, zu dir”. Kalau Inggrisnya berjudul, Nearer My God to Thee. Itu adalah lagu untuk mengiringi kematian.
Dalam Buku Puji Syukur lagu itu diterjemahkan begini, “Tuhan, Berikanlah istirahat. Abadi dan tenang bagi yang wafat. Beri pengampunan segala dosanya. Kar’na mahamurah hati-Mu, Allah.”
Sontak para murid berteriak-teriak ketakutan dan bangun dari tidurnya. Ibu guru itu hanya senyum-senyum melihat tingkah mereka dan pelajaran Bahasa Jerman dimulai. Murid-murid kagum pada ibu guru yang cerdas itu.
Yesus berpesan kepada murid-murid-Nya, “Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.”
Selalu berjaga-jaga dan siap sedia jika Tuhan datang itulah warta Yesus. Kapan saja Tuhan datang, kita selalu siap. Kita tidak tahu kapan Tuhan datang.
Seperti juga kita tidak tahu kapan kematian akan menjemput kita. Maka pentinglah kita menyiapkan diri dengan berjaga-jaga.
Berjaga-jaga itu tidak dengan tidur-tiduran santai seperti anak di kelas tadi. Berjaga-jaga adalah sebuah sikap yang siap melakukan apa pun dalam setiap kesempatan. Yesus memuji mereka yang berjaga-jaga. Orang yang demikian pantas mendapatkan apresiasi dari Tuannya.
“Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka.”
Marilah kita gunakan waktu hidup kita ini untuk berjaga-jaga. Banyak melakukan kebaikan adalah wujud nyata dari semangat berjaga-jaga.
Kematian pasti akan datang,
Namun kita tidak tahu saatnya.
Lebih baik kita persiapan,
Jika waktunya telah tiba.
Wonogiri, siap siaga senantiasa
Rm. A. Joko Purwanto, Pr