Yayasan Kanisius Surakarta Gelar Aneka Lomba dan Perayaan Ekaristi Rayakan 106 Tahun

0
0 views
Yayasan Kanisius Cabang Surakarta menggelar perayaan ekaristi dalam rangka peringatan HUT ke-106 Yayasan Kanisius. (FX Juli Pramana)

YAYASAN Kanisius Cabang Surakarta hari Jumat-Sabtu, 18-19 Oktober 2024, menggelar kegiatan lomba dan bazar dalam rangka memperingati 106 Tahun berdirinya Yayasan Kanisius. Selain itu selenggarakan perayaan syukur dalam Perayaan Ekaristi yang diikuti sebanyak 2.000 siswa, guru,  karyawan serta tamu undangan dan komite sekolah.

Lomba digelar untuk siswa-siswi TK: mewarnai, dance, bercerita kisah Alkitab, menyanyikan Mazmur dan futsal. Juga lomba non kategorial, got talent. Bagu guru karyawan digelar lomba fashion show busana Nusantara dan bagi komite sekolah digelar lomba membuat flyer. 

Kegiatan lomba di SD Kanisius Serengan Surakarta mengusung tema “In Unity, We Move Forward”. Pada gelaran ini juga dilakukan kegiatan bazar yang diikuti UMKM dari Kota Solo dan sekitarnya.

Menyesuaikan diri pada perubahan zaman

Sejak berdiri tanggal 21 Oktober 1918, Yayasan Kanisius berkomitmen menciptakan generasi yang unggul, berkarakter, dan berintegritas. Dikerjakan melalui pendidikan berlandaskan nilai-nilai yang diwarisi dari Santo Petrus Kanisius.

Selama lebih dari satu abad, Yayasan Kanisius dengan berbagai tantangan dan harapan,   menyesuaikan diri terhadap perubahan zaman. Melalui visi dan misi, rencana strategis, pengelolaan dengan semangat ARTS (Accountable, Responsible, Transparant, Sustainable) Yayasan Kanisius berupaya menjadi lembaga pendidikan yang modern. Dengan menerapkan One Gate System dan perubahan pengukuran kinerja yang mendorong peningkatan capaian kelembagaan dan peningkatan pelayanan.

Pelayanan pendidikan Kanisius tidak hanya berfokus pada aspek intelektual, tetapi juga pada pembentukan karakter yang berbudi pekerti luhur.

Terapkan pedagogi reflektif

Sebagai lembaga pendidikan yang dikelola oleh para imam Ordo Serikat Jesus, Yayasan Kanisius menerapkan pedagogi Ignatian atau pedagogi reflektif dalam pembelajaran dan pendampingan siswa.

Pendidikan dengan paradigma reflektif mengajak peserta didik mengolah pengalaman sebagai konteks belajar. Itu direfleksikan dan digunakan untuk membentuk aksi serta dievaluasi untuk mengalami pengalaman baru yang bermakna dalam hidup.

Selain menggunakan pedagogi reflektif, Yayasan Kanisius juga mendasarkan pendidikan dengan sistem pendidikan integral dan holistik.

Pendidikan integral dan holistik

Pendidikan integral merupakan sistem pendidikan yang mengintegrasikan seluruh aspek pribadi peserta didik, yaitu kognitif, emosional, fisik, sosial, budaya, dan spiritual. Pendidikan ini bertujuan untuk membuka pikiran, melibatkan tubuh, dan membebaskan jiwa dalam memberikan pelayanan pada peserta didik.

Dalam pendidikan integral, peserta didik tidak hanya mengembangkan aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik.   

Pendidikan holistik merupakan  pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi siswa secara harmonis; termasuk potensi intelektual, emosional, fisik, sosial, estetika, dan spiritual. 

Prinsip-prinsip dasar pendidikan holistik meliputi:

  • Pembelajaran yang relevan dan bermakna bagi siswa.
  • Penekanan pada kreativitas dan pemikiran kritis.
  • Pentingnya rasa kebersamaan dan kolaborasi.
  • Pendidikan jasmani.
  • Praktik kesadaran diri.

Selain itu pendidikan holistik  memberikan perhatian pada pembelajaran berdasarkan pengalaman.

Dalam bingkai pendidikan reflektif, integral dan holistik, perayaan HUT ke-106 Yayasan Kanisius yang dirayakan Yayasan Kanisius Cabang Surakarta itu dikemas dengan berbagai macam lomba. Juga melibatkan seluruh anggota komunitas sekolah, komite sekolah dan pemerhati pendidikan. Puncak acara ditutup dengan perayaam ekaristi hari Senin, 21 Oktober 2024.

Sinergi antara semua elemen yang terlibat

Tema “In Unity, We Move Forward” mencerminkan semangat kebersamaan dan kolaborasi untuk memajukan Yayasan Kanisius. Di tengah dinamika perkembangan dunia pendidikan yang semakin kompleks, tema ini menjadi pengingat. Yakni, bahwa kemajuan hanya dapat dicapai melalui sinergi antara semua elemen yang terlibat. “Baik para pendidik, siswa, orangtua, alumni, dan masyarakat luas,” kata Kepala Yayasan Kanisius Cabang Surakarta Romo Joseph MMT Situmorang SJ.

Lebih lanjut, Romo Joseph MMT Situmorang SJ menyampaikan, kebersamaan ini tidak hanya berarti kerjasama internal, tetapi juga keterbukaan terhadap dunia luar. Juga kemampuan untuk bekerja sama dengan berbagai pihak demi kemajuan bersama.

Dengan semangat persatuan, Yayasan Kanisius terus berkomitmen untuk mencetak generasi penerus. Yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berjiwa sosial, berkarakter kuat, dan siap menghadapi tantangan global.

Dalam perayaan HUT ke-106 ini, Yayasan Kanisius menegaskan kembali tekadnya untuk terus maju, berinovasi, dan memberikan kontribusi nyata bagi dunia pendidikan di Indonesia. “Bersama-sama, dengan semangat persatuan, Kanisius akan terus melangkah ke depan, menuju masa depan yang lebih cerah dan gemilang,” ungkap Romo Joseph MMT Situmorang SJ.

Suasana syukur dalam kegembiraan

Saat digelar berbagai lomba suasana syukur dan kegembiraan terlihat. Lomba futsal bagi anak-anak SD mendapatkan perhatian yang besar dari komunitas siswa dan guru karyawan. Lomba mewarnai dan dance juga mendapat animo peserta yang banyak.

Saat berlangsung lomba bercerita tentang kisah Alkitab peserta secara sungguh-sungguh menampilkan kemampuan terbaiknya dalam menyampaikan kisah. Di antaranya kisah Nabi Yunus, Nabi Musa membelah Laut Merah, anak bungsukembali pada bapaknya, orang Samaria yang baik hati, domba yang hilang, Daud dan Goliat, serta kisah-kisah lainnya. 

Intonasi, ekspresi, kesesuaian kisah dengan pilihan ayat yang diambil serta kelancaran bercerita sangat di kuasai oleh anak-anak peserta lomba.

Warna kegembiraan

Hal-hal lain yang mewarnai perayaan syukur ini dengan berjubelnya pengunjung. Sesawi.Net mengambil momen seorang anak terlihat makan jajanan “glali” atau makanan yang terbuat dari gula pasir, dua orang anak TK berjalan bersama bergandengan tangan dengan erat. Juga seorang siswa yang menonton pertandingan futsal mengenakan kaos bertuliskan “Jangan pernah merasa sudah cukup pintar”. Ada juga anak-anak yang bermain air dekat patung Bunda Maria dengan gembira.

Berlatih fairness dan kerjasama

Direktur Yayasan Kanisius Pusat Romo J. Heru Hendarto SJ hadir bersama Romo Ignatius Aria Dewanto SJ. Mereka hadir saat berlangsungfinal futsal antara SD Kanisius Keprabon 1 melawan SD Kanisius Serengan Surakarta.

Romo Heru mengungkapkan, Yayasan Kanisius menerapkan pedagogi reflektif yang pada dasarnya merupakan pedagogi holistik. Ada unsur teamwork, unsur bermain fair atau fairness. Anak-anak berlatih kerjasama, sportivitas dan dirinya sendiri sehat.

“Pedagogi reflektif secara fisik membimbing anak-anak supaya bugar. Sehingga ada keseimbangan. Tidak hanya masalah pikir dan hati. Tetapi menyeluruh fisik, pikiran dan hati. Dan itu harus seimbang. Yayasa Kanisius harus mengembangkan seluruh dimensi manusia.

Rasa syukur memaknai 106 tahun Yayasan Kanisius dengan berbagai kegiatan merupakan bentuk perayaan yang melibatkan semua anak dan ini menunjukkan keluarga besar dengan beraneka ragam kegiatan termasuk misa syukur. Selanjutnya itu ditingkatkan dengan program perlindungan anak,” kata Romo J. Heru Hendarto SJ.

Cor unum et anima una

Pada kesempatan sama, Romo Ignatius Aria Dewanto SJ menyampaikan refleksi tentang tema “In unity, we move forward”. Seraya berharap terbentuknya “kesatuan hati dan budi” (cor unum et anima una) dalam berjalan bersama anak-anak didik untuk menyongsong masa depan yang lebih baik.

Tangggapan guru dan pelaku UMKM

Lukas Triyanto, seorang guru Kanisius, mengungkapkan kepada Sesawi.Net bahwa perayaan 106 tahun merupakan perayaan syukur insan Kanisius dan menjadi momentum untuk memberikan pelayanan yang lebih baik pada anak didik.

Hanif, salah seorang pelaku UMKM, membuka stan bazar dan mengaku senang dengan perayaan meriah di SD Kanisius Serengan Surakarta. Karena ia bisa terlibat ikut berjualan. Hasilnya laris manis.

Ekaristi diikuti 2.000 siswa, guru, karyawan dan komite sekolah

Hari Senin, 21 Oktober 2024 Yayasan Kanisius Cabang Surakarta menyelenggarakan Perayaan Ekaristi Peringatan 106 Tahun Yayasan Kanisius. Perayaan Ekaristi berlangsung di Gedung Graha Saba Buwana, Sumber, Surakarta; diikuti 2.000-an siswa, guru, karyawan serta tamu undangan dan komite sekolah.

Perayaan Ekaristi berlangsung secara konselebrasi dengan selebran utama Vikaris Episkopal Surakarta Romo Herman Yoseph Singgih Sutoro Pr dengan para konselebran:

  • Kepala Yayasan Kanisius Cabang Surakarta: Romo Joseph Situmorang SJ.
  • Kepala Paroki St. Antonius Padua Purbayan Surakarta: Romo Walterus Teguh Santosa SJ.
  • Kepala Paroki Santa Maria Purbowardayan Surakarta: Romo Yosef Supriyanto Pr.
  • Kepala Paroki Santo Paulus Kleco Surakarta: Romo Aloysius Kriswinarto MSF.

Berziarah melayani lewat karya pendidikan

Kepala Yayasan Kanisius Cabang Surakarta Romo Joseph Situmorang SJ mengungkapkan, selama 106 tahun Yayasan Kanisius melayani orang-orang yang berziarah agar para peziarah mengalami kebaikan Tuhan. Hal itu dilakukan secara khusus lewat karya pendidikan.

Rasa syukur atas rahmat Tuhan pantas dihunjukkan pada perayaan 106 tahun, karena Yayasan Kanisius dipercaya melayani untuk tumbuh dan berkembang sesuai kehendak Tuhan. Saling membahagiakan. Saling melayani. Bertumbuh bersama dan menuju tujuan yang lebih luhur dan membahagiakan yaitu bersatu dengan Tuhan dalam keabadian.

Melangkah untuk Kanisius Maju

Vikep Surakarta Romo Herman Yoseph Singgih Sutoro dalam homilinya mengajak para siswa dan mengingatkan para guru, belajar di Kanisius bukan hanya belajar menimba ilmu tetapi juga belajar untuk hidup bersama. Membangun persaudaraan bersama. Bersama para teman-teman, “Melangkah untuk Kanisius Maju”.

Selanjutnya Romo Herman Yoseph Singgih Sutoro mendongeng tentang persahabatan kelinci dan kura-kura. Persahabatan yang diwarnai dengan lomba lari antara kura-kura dan kelinci menyebabkan keduanya mengalami kekalahan dan kemenangan.

Namun di saat mereka berdua melakukan kerja sama mereka lebih dapat mempergunakan kekayaan, kepandaian, kecerdasan, talenta dan kesetiaan, ketekunan, keteguhan, disiplin dan konsistensi menjadikan kelinci dan kura-kura mencapai garis finish bersama.

Mereka menyadari kelemahan, kekurangan dan kelebihan. Mereka bekerjasama. Saat di darat kelinci menggendong kura-kura. Saat di sungai kura-kura menggendong kelinci. Mereka lebih cepat berada di garis finish dengan bekerjasama dibandingkan jika mereka berlari sendiri-sendiri.

“Makna dari dongeng ini mengajak melangkah bersama untuk mencapai tujuan bersama. 106 tahun Yayasan Kanisius mengajak bersama, melangkah bersama membangun kedisiplinan, ketekunan, kesetiaan dan komitmen untuk Kanisius maju,” kata Vikep Surakarta Romo Herman Yoseph Singgih Sutoro.

Penghargaan bagi guru karyawan yang berkarya lebih dari 25 tahun di Kanisius

Setelah perayaan Ekaristi selesai dilanjutkan dengan acara pemberian pengharaan bagi guru karyawan yang berkarya lebih dari 25 tahun di Kanisius. Sebanyak 49 orang guru dan karyawan  menerima penghargaan ini berupa cincin sebagai tanda kesetiaan bekerja di Kanisius. Cincin juga menjadi tanda pengingat “ali-ali aja lali” cincin yang bulat mengingatkan untuk bulat hati berkarya di Kanisius.

Peringatan 106 tahun di Yayasan Kanisius dimeriahkan dengan pembagian hasil aneka macam lomba dan tampilan hiburan dari anak-anak sekolah di Kanisius Surakarta.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here