Sahabat pelita hati,
SALAM seroja, sehat rohani-jasmani. Berkah Dalem.
“Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.” (Luk.16:8). Itulah pujian Sang Tuan kepada salah seorang bendahara nya yang tidak kehilangan asa setelah dipecat oleh tuannya.
Kutipan pelita sabda hari ini memang lain daripada yang lain. Isinya adalah Yesus memuji bendahara yang tidak jujur. Rasanya aneh mendengarnya. Namun jangan salah, bukan ketidakjujurannya yang dipuji. Namun kecerdikannya dalam mengantisipasi atas pemecatannya yang sudah di depan mata.
Ia mencari cara untuk menebar dan menanam kebaikan kepada banyak orang. Singkatnya, ia menerima kenyataan akan pemberhentiannya tetapi berusaha untuk berbuat baik kepada sesama. Sekecil dan sesempit apa pun kesempatan itu ia gunakan untuk kebaikan dan membantu sesama. Sungguh luar biasa, dan inilah yang dipuji Tuhan.
Sahabat terkasih,
Apa yang diperbuat oleh bendahara ini adalah sebentuk usaha kreatif yang dapat menjamin kehidupannya di kelak kemudian hari. Tak pernah putus asa tetapi berusaha mencari cara demi masa depannya. Kita pun harus kreatif mencari cara agar masa depan kita nantinya mendapatkan tempat di hati Tuhan. Menabur kebaikan sebanyak-banyaknya adalah cara untuk memastikan ada jaminan di kehidupan kelak.
Semoga kita pun tidak mudah kehilangan asa jika menghadapi persoalan dan perjuangan hidup. Berusaha dengan sekuat tenaga melakukan kebaikan di tengah pergulatan. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa,
sumpah pemuda bagi Indonesia jaya.
Jangan menyerah, jangan berputus asa,
mujizat Tuhan ada bagi yang setia dan percaya.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Filipi 3:17-4:1
Lukas 16:1-8
Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka. Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan. Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul. Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang. (Lukas 16:1-8)