Puncta 6 November 2024
Rabu Biasa XXXI
Lukas 14: 25-33
SEMUT adalah salah satu makhluk tertua yang bisa bertahan hidup dari generasi Dinosaurus. Mereka bisa bertahan hidup karena semangat gotong-royong dan berbagi.
Mereka hidup dalam koloni besar yang sangat terorganisir. Satu koloni bisa terdiri dari ribuan anggota semut.
Masing-masing koloni mempunyai paling sedikit satu semut ratu yang tugasnya hanyalah bertelur. Masing-masing mempunyai tugas dan peran yang terorganisir rapi.
Ada yang jadi mandor atau ketua kelompok, ada yang bertugas mencari makanan. Ada yang menjadi prajurit menjaga keamanan.
Semut pekerja berjenis betina, tetapi tidak bersayap dan tidak dapat bertelur. Mereka mengumpulkan makanan dan memelihara sarang, telur, dan semut muda.
Beberapa semut prajurit mempunyai rahang besar dan bertugas mempertahankan koloni. Pada setiap koloni terdapat semut bersayap jantan dan betina.
Pada musim semi atau musim panas, mereka terbang dari koloninya untuk mencari pasangan. Setelah kawin, semut jantan mati. Ia mengorbankan dirinya untuk kelangsungan hidup si betina yang akan menjadi ratu bagi koloni barunya.
Yesus juga membangun sebuah komunitas. Maka Ia menuntut para pengikut-Nya untuk berkomitmen sesuai dengan rencana-Nya. Ia mengajak murid-murid-Nya hidup dalam semangat pengorbanan dan mau berbagi dengan yang lainnya.
“Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku,” kata-Nya.
Untuk menjadi murid-Nya, orang dituntut rela membuat prioritas. Lebih mengutamakan Yesus dan berani meninggalkan segala-galanya. Kemudian mau hidup menurut jalan hidup Yesus sendiri.
Seperti semut itu tidak hidup untuk dirinya sendiri, tetapi mau berkorban untuk ratunya yang ada dalam koloni itu, demi kelangsungan hidup bersama. Kita juga diajak berkomitmen dalam mengikuti Yesus Sang Raja Keselamatan.
Kita diminta hidup dalam kesatuan dengan Yesus Sang pemimpin dan dalam kebersamaan dengan komunitas kita yakni Gereja.
Mari kita wujudkan semangat berkorban dan memanggul salib demi keselamatan kita bersama.
Semua semut mengabdi kepada ratu,
Hidup gotong royong bersatu padu.
Tuhan Yesus Kristus adalah andalanku,
Memanggul salib-Nya menjadi semangatku.
Wonogiri, siap memanggul salib
Rm. A. Joko Purwanto, Pr