Iman yang Tangguh

0
0 views
Ilustrasi: Korek api yang tetap menyala.

Puncta 18 November 2024
Senin Biasa XXXIII
Lukas 18:35-42

KESUKSESAN atau keberhasilan itu tergantung pada seberapa besar dan kuat keyakinan seseorang. Jika orang itu penuh keragu-raguan, hambatan atau rintangan kecil pun akan mengurungkan niatnya.

Dia takut menghadapi rintangan.

Tetapi kalau orang itu sungguh yakin, hambatan sebesar gunung pun akan diterjangnya, untuk bertekad mencapai puncak prestasi.

Keyakinan atau kepercayaan akan sangat berpengaruh pada keberhasilan seseorang. Kita bisa belajar dari kisah orang buta yang mengemis di pinggir jalan. Dia berusaha dengan keras agar dapat bertemu dengan Yesus yang lewat.

Kendati orang banyak menegurnya supaya diam, namun dia tetap berseru kepada Yesus. Orang-orang yang berkerumun itu adalah hambatan. Mereka menyuruh supaya diam. Tetapi keyakinannya sangat kuat. Ia tidak mundur dari hambatan. Ia terus berteriak-teriak.

Kendati dia tidak bisa melihat, tetapi dia mampu mendengar. Dari pendengarannya, dia percaya bahwa Yesus adalah Juruselamatnya.

Dari ungkapannya, menyebut Yesus, Anak Daud, orang buta itu punya pengharapan besar, dia akan disembuhkan.

Dia terus menyebut “Yesus, Anak Daud kasihanilah aku.” Inilah doanya yang tidak pernah berhenti. Walau kesulitan menghadang, pengemis buta ini tidak putus asa dan mundur. Dia terus maju dan berusaha dengan keras.

Tidak ada orang hidup tanpa kesulitan, hambatan dan rintangan. Justru orang-orang yang mampu keluar dari kesulitan itulah mereka akan menjadi pemenang, berhasil dan sukses.

Tidak ada nahkoda hebat yang lahir dari laut yang tenang. Gelombang besar, ombak yang hebat justru melahirkan orang-orang yang kuat dan tangguh dalam hidup.

Jangan menjadi anak manja dan suka mengeluh. Kalian tidak akan menjadi pribadi yang tangguh. Mengeluh saja tidak menyelesaikan masalah.

Iman yang kuat dan tak kenal putus asa itulah yang diajarkan oleh pengemis buta tadi. Justru itulah Yesus kemudian mengatakan, “Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau.”

Mari terus berjuang dalam kesulitan.

Makan pete dicampur rambutan,
Bikin lidah kelu dan kesemutan.
Hambatan adalah batu ujian,
Jangan menyerah dan putus harapan.

Wonogiri, percaya dengan teguh
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here