- Bacaan 1: Sir. 48:1-4,9-11
- Injil: Mat. 17:10-13
Kita punya banyak tokoh bangsa yang patut dikenang. Mereka telah mati dengan meninggalkan teladan dan semangat hidup yang luar biasa pada bidangnya masing-masing. Mulai dari Soekarno dan Hatta, Gus Dur, Budi Dharma (sastra), Verawaty Fajrin (Juara All England dan Dunia) dan masih banyak lagi.
Bacaan-bacaan hari ini membahas dua tokoh besar dari Perjanjian Lama yaitu Nabi Elia dan tokoh Perjanjian Baru yaitu Yohanes Pembaptis, sebagai nabi terakhir.
Keduanya diutus Tuhan untuk tugas yang sama, mempersiapkan kedatangan-Nya.
Oleh penulis Kitab Sirakh, Nabi Ela dipuji karena mukjizat-mukjizatnya:
- Perkataannya laksana obor membakar
- Kelaparan didatangkan-Nya atas mereka
- Jumlah mereka dijadikannya sedikit berkat semangatnya
- Atas firman Tuhan langit dikunci olehnya
- Api diturunkannya sampai tiga kali.
“Betapa mulialah engkau, hai Elia, dengan segala mukjizatmu, dan siapa boleh bermegah-megah bahwa sama dengan dikau?”
Yohanes Pembaptis adalah “Elia” baru yang harus datang, mendahului Mesias (Katekismus Gereja Katolik, No. 718). Namun orang-orang Yahudi tidak mengenalnya bahkan memperlakukannya dengan keji, dibunuh dengan kepala dipenggal. Perlu dipahami bahwa yang datang bukan orangnya (Elia) namun semangatnya, dalam diri Yohanes Pembaptis.
Roh dan kuasa Nabi Elia ada pada Yohanes Pembaptis. Apa yang menjadi tugas Nabi Elia juga dilakukan oleh Yohanes Pembaptis, yakni mempersiapkan kedatangan Tuhan dan mengembalikan hati bapa kepada anaknya serta memulihkan segala suku Yakub.
“Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka.” Demikian sabda Tuhan Yesus.
Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis.
Sama seperti Yohanes Pembaptis, Tuhan Yesus pun tidak dikenali oleh bangsa Yahudi sebagai Mesias, Sang Juru Selamat yang mereka tunggu. Dia juga diperlakukan dengan keji hingga dibunuh di kayu salib.
Pesan hari ini
Hari ini Tuhan Yesus kembali menghidupkan semangat Nabi Elia dan Yohanes Pembaptis untuk kita teladani dalam ketaatannya melaksanakan kehendak Tuhan.
Kita semua hadir ke dunia diutus untuk tugas-tugas khusus, mari laksanakan.
“Kemuliaan terbesar dalam hidup tidak terletak pada ketangguhan, tetapi dalam bangkit setiap kali kita jatuh.”