Puncta 17 Desember 2024
Selasa Adven III
Matius 1: 1-17
CAK LONTONG pelawak yang sering mengajak penonton dengan kata-katanya; “Mikir…..!” sering mengatakan bahwa nama membawa rasa. Dia kemudian menerangkan nama-nama tamu yang hadir dengan arti dan maksudnya yang lucu-lucu, bikin penonton tergelak-gelak.
Dalam perikope Injil Matius ini, pengarang menjelaskan angka membawa makna. Matius menuliskan silsilah Yesus Kristus mulai dari Abraham, Daud sampai kepada Yesus, anak Maria dan Yusuf.
Ada hal aneh dan rumit dituliskan disini. Ada 14 keturunan diurutkan sampai 3 kali. Keseluruhan berjumlah 42 keturunan. Angka 14 dalam Bahasa Hibrani adalah bilangan nama Daud.
Orang Jawa kalau menyebut angka 7 langsung paham akan maksudnya yakni angka pitulungan atau keberuntungan.
Demikian juga orang Yahudi, membaca angka 14 langsung paham dan teringat bilangan nama Daud, raja paling hebat di Israel. 14 keturunan diurutkan sampai 3 kali. Angka tiga mengingatkan janji Allah kepada Abraham yakni tanah terjanji, keturunan yang banyak dan berkat melimpah bagi anak-cucu.
Angka 42 yakni 3 kali 14 keturunan mengingatkan 42 perhentian dari Mesir ke tanah pusaka di Kanaan. Mereka dibimbing oleh Yahwe agar sampai ke tanah terjanji dan tetap percaya bahwa Allah sepanjang masa menyertai umat-Nya.
Keanehan lain lagi juga ditulis oleh Matius yakni, di antara sekian banyak nama laki-laki yang disebut, terselip empat nama perempuan yakni Tamar, Rahab, Rut dan Bersyeba, isteri Daud dari Uria.
Empat perempuan ini berlatar belakang “buruk.” Bahkan Rut adalah orang di luar Israel, bangsa terpilih. Tetapi kendati demikian dipakai oleh Allah untuk menjadi saluran keselamatan yang menurunkan Yesus.
Dengan ini Matius mau menerangkan bahwa Yesus berasal dari keturunan Daud dan Abraham. Ia adalah anak Allah yang menjelma untuk menyelamatkan segala bangsa, bukan hanya Israel saja. Kita semua ditebus dan diselamatkan oleh Yesus Kristus.
Persahabatan bubar karena uang,
Kebiasaan gali lubang tutup lubang.
Kita bersyukur pada nenek moyang,
Dari mereka kita bisa menjadi orang.
Wonogiri, hormati nenek moyang kita
Rm. A. Joko Purwanto, Pr