Home BERITA Sukacita yang Lahir dari Iman

Sukacita yang Lahir dari Iman

0
10 views
Maria kunjungi Elisabeth by Albertinelli.

Sabtu, 21 Desember 2024

  • Kid. 2:8-14 atau Zef. 3:14-18a;
  • Mzm. 33:2-3,11-12,20-21;
  • Luk. 1:39-45.

KETIKA kita menyadari betapa besar kasih dan karya Tuhan dalam hidup kita, sukacita sejati akan meluap dalam hati kita.

Sukacita ini bukan sekadar kebahagiaan sesaat, melainkan damai yang melampaui segala pengertian. Sukacita yang lahir dari iman adalah berkat luar biasa, namun itu bukanlah sesuatu yang hanya untuk dinikmati sendiri.

Kita dipanggil untuk berbagi iman dan sukacita itu dengan orang lain. Dalam berbagi, kita tidak hanya memperkuat diri sendiri, tetapi juga saling menguatkan.

Kita menghibur mereka yang sedang berduka, membangun mereka yang lemah, dan menyalakan harapan bagi mereka yang merasa terpuruk.

Melalui setiap interaksi kecil, kita menjadi alat Tuhan untuk menyebarkan terang-Nya di dunia. Tuhan ingin karya-Nya dalam hidup kita menjadi kesaksian yang menginspirasi orang lain untuk juga percaya kepada-Nya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak
yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.

Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.”

Ketika Maria mengunjungi Elisabet, sebuah momen yang penuh makna terjadi.

Salam Maria, yang membawa kehadiran Tuhan dalam rahimnya, membuat Yohanes, yang masih dalam kandungan Elisabet, melonjak kegirangan.

Peristuwa itu adalah gambaran indah tentang bagaimana kehadiran Tuhan membawa sukacita yang melampaui keadaan manusiawi.

Elisabet, yang dipenuhi oleh Roh Kudus, memahami bahwa sukacita itu bukanlah kebetulan. Ia memuji Maria bukan hanya karena membawa Yesus, tetapi juga karena imannya: “Berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.”

Maria menjadi teladan bagi kita tentang iman yang kokoh. Dia percaya sepenuhnya pada janji Tuhan, meskipun situasinya penuh tantangan.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku memiliki iman seperti Maria?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here