Turne

0
37 views
Ilustrasi. (Ist)

Puncta 22 Desember 2024
Minggu Adven IV
Lukas 1: 30-45

ISTILAH “turne” sering dipakai para pastor di pedalaman Kalimantan untuk mengunjungi umatnya yang berada di pelosok-pelosok kampung. Turne dalam buku Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya bepergian dalam rangka menjalankan tugas.

Selama tugas di Paroki Nanga Tayap, setiap dua bulan sekali saya mengadakan turne ke stasi-stasi, mengunjungi umat, merayakan Ekaristi dan sakramen lainnya.

Stasi terjauh yang dikunjungi berjarak 163 km dari paroki, yakni Stasi Harjon dan Beginci Darat. Jalan yang dilewati masih jalan tanah dan licin berlumpur. Kami harus keluar masuk hutan dengan jalur yang berat.

Kendati demikian jarak yang jauh, medan yang sulit dan berat tidak membuat hati kami ciut dan takut. Semua dilakukan demi pelayanan kepada umat di pedalaman. Pekerjaan berat kalau dilakukan dengan penuh sukacita terasa enak dan ringan.

Setelah mendengar kabar bahwa Elisabet mengandung pada usia tuanya, Maria tergerak untuk mengunjungi. Perjalanan jauh ditempuh dari Nasaret ke Ein Kareem, sejauh kurang lebih 145 km.

Tidak ada kendaraan bermotor waktu itu. paling-paling hanya kuldi, unta atau binatang beban. Dalam keadaan mengandung, Maria berjalan sejauh itu.

Jarak jauh tidak penting. Malam gelap tetap disikat. Lelah dan lapar tidak dinalar. Cinta mengalahkan segalanya. Maria ingin berbagi rasa dan menolong Elisabet yang sudah tua. Maka ia tinggal tiga bulan sampai Elisabet melahirkan anaknya.

Pertemuan dua wanita ini sungguh membahagiakan. Bahkan anak dalam kandungan Elisabet ikut bersorak kegirangan. Berbagi sukacita dan kegembiraan adalah berkah yang mengalir.

Kita bisa melakukannya dengan sederhana. Menyapa, memberi senyum dan salam taklim kepada sesama bisa menularkan berkah.

Zaman sekarang kita makin egois dan pelit memberi sapaan. Kita sering hanya pakai emotikon di HP untuk menyapa orang. HP tidak bisa mewakili sapaan dan senyuman kita.

Orang merasa hambar hanya dengan kiriman emotikon. HP tidak bisa mewakili perasaan kita yang terdalam.

Jangan malas untuk datang, berkunjung, memberi salam dan pelukan bagi orang yang kita sayangi. Dengan cara itu kita mengalirkan berkat, semangat, sukacita dan kegembiraan.

Maria memberi teladan bagaimana menyalurkan kasih dan sukacita dengan berkunjung, hadir, berjumpa dan menyapa.

Musim liburan hampir tiba,
Mari jalan-jalan ke tempat wisata.
Marilah kita sering menyapa,
Memberi senyum dan kabar gembira.

Wonogiri, senyummu menggetarkan jiwa
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here