Puncta 25 Desember 2024
Hari Raya Kelahiran Tuhan Yesus Kristus
Lukas 2: 15-20
KATA-KATA para gembala inilah yang menjadi tema renungan kita pada perayaan Natal tahun ini. Waktu itu Betlehem adalah dusun kecil di selatan Yerusalem. Berjarak kurang lebih 10 km.
Penduduknya banyak menjadi gembala domba, sebab ada padang Efrata tempat mereka menjaga domba-dombanya.
Kota ini juga dikenal sebagai Kota Daud, karena Raja Daud lahir dan tumbuh di Betlehem. Setelah mendengar kabar dari malaikat bahwa telah lahir Sang Juruselamat di kota Daud, mereka segera bergegas menuju ke Betlehem.
Kita ingin merenungkan ajakan ini. Ada apa di Betlehem atau siapa yang ada di Betlehem, sehingga kita diajak bergegas segera datang ke sana? Di sana mereka ingin berjumpa dengan Sang Juruselamat. Yesus Kristus.
Perjumpaan mereka dengan Yesus membuahkan semangat hidup yang penuh pujian dan penyembahan bagi Tuhan. Para gembala itu bersukacita karena telah bertemu dengan Yesus, Allah yang menjelma menjadi manusia.
Para gembala ini pulang dengan memuliakan Tuhan. Inilah tujuan hidup manusia diciptakan. Memuliakan Tuhan bisa diwujudkan dengan iman, persaudaraan dan belarasa sebagaimana visi kunjungan Paus di Indonesia tahun ini.
Orang beriman yang ingin memuliakan Tuhan mesti bisa menghargai perbedaan dalam persaudaraan. Apalah artinya beriman kalau tidak mampu bersaudara dengan semua orang?
Membangun persudaraan diwujudkan dengan semangat belarasa. Apa artinya mengaku sebagai saudara kalau kita masih membenci dan membeda-bedakan sesama warga bangsa?
Dalam konteks Indonesia, tema Natal ini juga mengajak kita hidup sederhana, dan mau melayani. Sebagaimana Kristus datang untuk melayani, bukan dilayani.
Membeli sandal di pasar Pakem,
Selamat Natal dan berkah Dalem.
Wonogiri, damai di hati damai di bumi
Rm. A. Joko Purwanto Pr