Kardinal Suharyo kepada Pengurus Praksis: Hasil Riset Perlu Disebarluaskan, Jalin Kerjasama dengan Lembaga Lain DN dan LN

0
30 views
Para pengurus dan penggiat lembaga riset dan advokasi Jesuit Indonesia -Praksis- melakukan audiensi dengan Uskup Keuskupan Agung Jakarta Bapak Ignatius Kardinal Suharyo, 8 Januari 2025. (Praksis)

SEBAGAIMANA mereka yang dulu terlibat dalam Institut Sosial Jakarta (ISJ) pada tahun 1980-1990an, maka sekarang para pengurus Praksis (Pusat Riset dan Advokasi Serikat Jesus) tampak memiliki cita-cita dan komitmen yang tinggi untuk melayani Gereja dan masyarakat. Komitmen ini perlu terus dipupuk sehingga pelan-pelan akan mampu menghasilkan buah yang berguna bagi masyarakat luas.

Indonesia sedang tidak baik-baik saja

Dari segi waktu, Praksis yang secara resmi diluncurkan pada tanggal 10 Desember 2024 yang lalu itu “lahir” pada saat yang  tepat. Sekarang ini, Indonesia tidak sedang “baik-baik saja”. Arah politik nasional masih belum jelas betul.

Oleh karena itu dibutuhkan pemikiran-pemikiran kritis demi kebaikan bersama. Dibutuhkan lembaga-lembaga kredibel yang bisa menyuguhkan data dan analisis yang objektif. Dan bukan hanya postingan-postingan tendensius sebagaimana yang dilakukan oleh para buzzer.

Diharapkan ke depan bahwa Praksis besutan Ordo Serikat Jesus (Jesuit) Provinsi Indonesia ini akan menjadi lembaga yang kredibel, yang mampu menyampaikan data dan analisis yang objektif.

Demikian beberapa pokok gagasan yang disampaikan oleh Uskup Keuskupan Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo, saat beraudiensi dengan para anggota yayasan dan pengurus Praksis di Wisma Residensial Uskup KAJ hari Rabu, 8 Januari 2024.

Acara soft launching lembaga Praksis di Jakarta, 10 Desember 2024. (Praksis)

Disebarkan agar semakin dipahami oleh banyak pihak

Selanjutnya, Kardinal Suharyo meminta jajaran Praksis agar nantinya hasil-hasil penelitian dan analisis lembaga riset ini bisa disebarkan agar memiliki dampak yang luas di masyarakat. Untuk itu, Praksis perlu menggandeng peneliti dan pemikir-pemikir di luar Gereja Katolik; termasuk para intelektual Muslim dan Protestan.

Hal ini penting dilakukan mengingat bahwa secara umum program penelitian masih kurang mendapat perhatian di kalangan warga Katolik Indonesia; termasuk para pemukanya.

Kurangnya minat bidang penelitian ini berbeda, misalnya, dengan para pemimpin Gereja Katolik di Amerika Serikat (AS) yang pada tahun 1986 sudah berani menerbitkan dokumen berjudul Economic Justice for All: Pastoral Letter on Catholic Social Teaching and the U.S. Economy.

Melalui dokumen tersebut, para pemuka Gereja Katolik di AS menunjukkan diri bahwa mereka tidak hanya sibuk dengan urusan ritual-internal, melainkan juga aktif melibatkan diri dalam masalah-masalah nasional. Melalui penelitian dan program-program lainnya, diharapkan Praksis akan bisa mendorong semakin meningkatnya peran kenabian warga Katolik Indonesia di tengah situasi masyarakat yang ada.

Kunjungan Paus Fransiskus

Terkait dengan motto kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia 3-6 September 2024 lalu, yakni Faith, Fraternity and Compassion, demikian menurut Kardinal Suharyo, maka masih perlu mendapat tekanan lebih kuat adalah dimensi compassion-nya.

Di kalangan warga Katolik, sikap belarasa terhadap kaum lemah-miskin-terpinggirkan dirasa masih sangat kurang. Penyebabnya antara lain karena sering kali warga Katolik lebih suka memposisikan diri lebih tinggi dari mereka.

Adanya Ajaran Sosial Gereja (ASG) diketahui, namun belum sepenuhnya dipahami dan dilaksanakan. Diharapkan bahwa Praksis akan dapat membantu pamahaman dan pelaksanaan dimensi compassion yang menjiwai ASG itu.

Para pengurus dan penggiat Praksis melakukan audiensi dengan Uskup Keuskupan Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo di Wisma Residensi Uskup KAJ. (Praksis)
Direktur PRAKSIS Romo Maswan Susinto SJ (tengah) memperkenalkan apa dan bagaimana PRAKSIS kepada publik dalam kesempatan gelaran rilis lembaga baru ini di Jakarta, Selasa 10 Desember 2024. (Praksis)

Realisasi hasil audiensi dengan Kardinal Suharyo tahun-tahun sebelumnya

Dalam pengantar audiensi, Romo TA Maswan Susinto SJ selaku Direktur Karya Praksis menyampaikan bahwa pembentukan Praksis ini tidak lain merupakan realisasi dari hasil audiensi para penggagas lembaga ini bersama Kardinal Suharyo di Jakarta; tepat setahun sebelumnya, yakni bulan Januari 2024 lalu. Romo Maswan menyampaikan bahwa dukungan dari Kardinal Suharyo untuk Prakis terus diharapkan.

Sementara, Romo Heinrich Angga Indraswara SJ sebagai Direktur Divisi Edukasi Publik Praksis menyampaikan bahwa salah satu kegiatan Praksis adalah melakukan pelatihan dan kursus-kursus untuk turut mengedukasi masyarakat; khususnya terkait dengan ASG.

Dalam melaksanakan program-programnya, demikian Romo Angga biasa disapa, kegiatan Praksis dibantu oleh Bu Susan Santoso – alumnus Boston University di AS. Selama ini, Susan memang banyak menggeluti masalah-masalah seputar magisterium dan ASG.

Direktur Riset dan Advokasi PRAKSIS: Romo Dr. FX Baskara T. Wardaya SJ (kiri) saat rilis PRAKSIS. Inilah sebuah lembaga baru di Jakarta yang bergerak di bidang riset dan advokasi bidang HAM, demokrasi, keadilan sosial, dan rekonsiliasi sosial. Acara soft launching Praksis ini sudah berlangsung tanggal 10 Desember 2024. (Praksis)

Diskusi bulanan: Forum Praksis

Direktur Divisi Riset dan Advokasi Praksis, Romo Baskara T. Wardaya SJ menyampaikan bahwa sejak bulan September 2024, Praksis sudah melakukan penelitian terkait tema demokrasi. Hasilnya adalah sebuah laporan penelitian berjudul “Mencari Demokrasi yang Memajukan Kebaikan Bersama.”

Laporan tersebut telah disosialisasikan saat soft launching Praksis tanggal 10 Desember 2024 silam. Secara rutin, demikian tambahan Romo Baskara, Praksis menyelenggarakan acara diskusi bulanan yang disebut Forum Praksis.

Dalam acara tersebut dibahas berbagai tema yang dianggap relevan untuk Gereja dan masyarakat. Taruhlah itu seperti tema-tema sebagai berikut:

Ilustrasi: Direktur Jaringan GusDurian: Alissa Wahid dalam sesi soft launching PRAKSIS di Kolese Kanisius, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 10 Desember 2024. (Praksis)
  • Sustainibility dalam terang Ensiklik Laudato Si‘.
  • Kemiskinan dan eksklusi sosial.
  • Politik luar negeri Indonesia.
  • Tanggungjawab masyarakat terhadap pelaksanaan demokrasi.

Audiensi Praksis dengan Kardinal Suharyo yang dipandu oleh Bu Ayu Kartika Indarti. Kemudian, acara ditutup dengan imbauan agar Praksis membuka jaringan seluas mungkin.

Ilustrasi: Para tokoh masyarakat dari berbagai elemen kantor pemerintahan, jajaran penggiat lintas iman, para tokoh masyarakat dan agama menyambut hangat rombongan 100-an penggiat Komunitas Focolare Internasional di Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Banten. (Romo Felix Supranto SS.CC)

Bapak Kardinal Suharyo berharap bahwa Praksis mulai bekerjasama dengan kelompok atau institusi-institusi baik di dalam maupun di luar negeri.

Sebagai contoh institusi dalam negeri, Kardinal menyebut:

  • KWI (Konferensi Waligereja Indonesia).
  • Panitia SAGKI (Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia).
  • GNB (Gerakan Nurani Bangsa).

Sebagai contoh institusi di luar negeri, Kardinal menyebut Focolare dan Sant’Egidio.

Menyetujui usulan Kardinal Suharyo, Romo Angga SJ menyampaikan bahwa Praksis juga sudah merintis kerjasama dengan beberapa institusi di luar negeri; termasuk:

  • Georgetown University.
  • CARA (Center for Applied Research in the Apostolate).
  • Berkeley Center for Religion
  • Peace & World Affairs.
  • London Jesuits.

Colloquium di bulan Februari 2025

Romo Angga SJ juga menambahkan bahwa Praksis sedang merencanakan acara colloquium publik bulan Februari 2025 guna merefleksikan kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024 lalu.

Sebagai narasumber untuk agenda kegiatan colloquium mendatang, maka Praksis berencana mengundang:

  • Nuntio Apostolik Dubes Vatikan untuk RI: Mgr. Piero Pioppo.
  • Menteri Agama RI dan mantan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta: Prof. Dr. Nasaruddin Umar.
  • Ketua Panitia Kunjungan Pastoral Paus Fransiskus ke Indonesia: Bapak Ignasius Jonan.
  • Ketua KWI: Mgr. Antonius Bunjamin Subianto OSC. (Berlanjut)

Baca juga:

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here